JAKARTA - Melegalkan perusahaan militer swasta merupakan masalah rumit yang harus ditangani oleh pemerintah dan parlemen, karena secara resmi perusahaan seperti Grup Wagner tidak ada di Rusia, kata Presiden Vladimir Putin.
Koresponden khusus Kommersant Andrey Kolesnikov, mengutip pernyataan Presiden Rusia dalam menanggapi pertanyaan tentang masa depan salah satu tentara bayaran terkenal di dunia.
Presiden Putin menjelaskan, Rusia tidak memiliki undang-undang tentang perusahaan militer swasta. Karenanya, tidak ada badan hukum seperti itu.
"Grup (Wagner) memang ada, tetapi secara yuridis tidak ada," jelas Presiden Putin dalam laporan tersebut, seperti mengutip TASS 14 Juli.
"Pengesahan formal adalah masalah terpisah yang harus ditangani oleh Duma Negara (majelis rendah parlemen Rusia) dan pemerintah. Ini adalah masalah yang rumit," terang Presiden Putin.
Presiden Putin percaya, kontroversi Wagner Group "sangat sederhana dan jelas bagi masyarakat Rusia."
"Anggota biasa Wagner bertarung dengan bermartabat... jadi sangat disesalkan bahwa mereka terlibat dalam peristiwa ini," tambah Presiden Putin.
Sebelumnya, mengutip Reuters dari Kommersant, Presiden Putin menawarkan tentara bayaran Grup Wagner berkesempatan untuk terus bertempur, beberapa hari setelah pemberontakan yang gagal pada 24 Juni lalu, tetapi menyarankan agar posisi Yevgeny Prigozhin digantikan komandan lain.
Pada Hari Senin Kremlin mengatakan, Pemimpin Rusia itu telah mengadakan pembicaraan dengan 35 komandan Wagner dan Prigozhin dalam pertemuan 29 Juni. Para tentara bayaran itu, kata Kremlin, menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada Presiden Putin.
Dalam pertemuan itu, Ia menyarankan beberapa opsi bagi mereka untuk melanjutkan pertempuran, termasuk seorang tokoh senior Wagner yang dikenal dengan julukan 'Sedoi' (rambut abu-abu) mengambil alih komando.
'Sedoi' adalah nama samaran Andrei Troshev, seorang komandan senior Wagner, menurut dokumen sanksi Uni Eropa, dokumen resmi Prancis, sumber-sumber yang mengetahui masalah ini dan laporan media Rusia.
BACA JUGA:
Troshev, seorang veteran perang Rusia di Afghanistan dan Chechnya, berasal dari St. Petersburg, kota kelahiran Presiden Putin.
"Mereka semua bisa saja berkumpul di satu tempat dan terus mengabdi. Dan tidak ada yang berubah bagi mereka. Mereka akan dipimpin oleh orang yang sama yang selama ini menjadi komandan mereka," kata Presiden Putin seperti dikutip Kommersant.
Presiden Putin mengatakan banyak komandan yang menganggukkan kepala atas sarannya, tetapi Prigozhin, yang duduk di bagian depan, tidak melihat hal ini, kata Kommersant.