Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan tarif integrasi Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta menggunakan sistem baru JakLingko maksimal Rp10 ribu dalam waktu 3 jam.

Sebelum diresmikan hari ini, tarif integrasi transportasi telah diimplementasikan. Namun, dalam beberapa hari belakangan, muncul banyak keluhan pengguna Transjakarta yang kartu uang elektroniknya terblokir lantaran sistem baru tersebut.

"Alhamdulillah, akhirnya kini warga Jakarta dapat menikmati kemudahan dalam melakukan pembayaran di berbagai moda transportasi publik. Warga dapat memilih menggunakan Kartu Uang Elektronik atau menggunakan aplikasi Jaklingko untuk bertransaksi di seluruh moda," kata Anies di Stasiun MRT Asean, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Oktober.

Anies menjelaskan, pendekatan yang diimplementasikan dalam pembaharuan sistem ini menggunakan account base ticketing. Hal ini, kata Anies, baru diterapkan pada empat kota di dunia, yakni London, Singapura, Hongkong, dan Indonesia.

"Ini saya dengar infonya dari Dirut JakLingo sehingga ini akan membuat masy lebih nyaman lagi menggunakan transportasi umum dan lebih terpredikasi lagi biaya yang  keluar, dengan maksimal pembiayaan Rp10.000," urai Anies.

Anies juga menegaskan Pemprov DKI Jakarta ingin warganya merasakan transportasi umum yang nyaman dan terjangkau, baik harga maupun jaraknya.

“Jakarta akan menjadi kota global yang mengandalkan transportasi umum yang masif, maju, dan membuat seluruh kegiatan mobilitas penduduk terfasilitasi," paparnya.

Terkait masalah terblokirnya kartu penumpang, Direktur Utama PT JakLingko Indonesia, Muhamad Kamaluddin mengklaim saat ini masalah terblokirnya kartu saat melakukan tap in di halte telah mulai membaik.

"Mengenai tap in tap out, sekarang sudah jauh lebih membaik. Kami sudah lakukan perbaikan dari tanggal 4 sampai pagi hari ini. Untuk semua antrean bisa dikatakan sudah mencair dan sore ini kami terus melakukan monitoring," ujar Kamaluddin.

Kamaluddin menjelaskan, terblokirnya kartu disebabkan karena pengguna belum melakukan tap out setelah turun dari Transjakarta, sebelum ia kembali masuk ke halte Transjakarta dan melakukan tap in.

Karenanya, Kamaluddin meminta pengguna Transjakarta untuk membiasakan melakukan tap out setelah keluar dari bus.

"Ini bagian dari pembiasaan baru. Biasanya tap in saja, keluar tidak. Ini, tap in dan tap out mengubah kebiasaan karena ini sangat membantu, bukan hanya untuk tarif integrasi tapi juga untuk menganalisa perjalanan penumpang se-Jakarta," jelas dia.