JAKARTA - Kematian lusinan anak kecil di Gambia akibat cedera ginjal akut, mungkin terkait dengan obat batuk dan pilek yang terkontaminasi yang dibuat oleh produsen obat India, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Temuan itu, diumumkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengikuti tes pada beberapa sirup obat yang diduga menyebabkan 66 kematian anak di negara Afrika Barat itu.
Tedros mengatakan kepada wartawan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan dengan regulator India dan perusahaan yang membuat sirup, Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di New Delhi, melansir Reuters 6 Oktober.
Maiden Pharma menolak berkomentar, sementara panggilan dan pesan ke Drugs Controller General of India tidak dijawab. Kementerian Kesehatan India tidak menanggapi permintaan komentar.
WHO mengeluarkan peringatan produk medis pada Hari Rabu, meminta regulator untuk menarik sejumlah produk Maiden Pharma dari pasar.
Produk tersebut mungkin telah didistribusikan di tempat lain melalui pasar informal, tetapi sejauh ini hanya diidentifikasi di Gambia, kata WHO dalam peringatannya.
Peringatan tersebut mencakup empat produk, Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.
Analisis laboratorium mengonfirmasi, jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima, yang dapat menjadi racun dan menyebabkan cedera ginjal akut, kata WHO.
Petugas medis di Gambia mengumumkan peringatan pada Bulan Juli, setelah puluhan anak mulai jatuh sakit dengan masalah ginjal.
Kematian itu membingungkan petugas medis sebelum sebuah pola muncul: lusinan pasien di bawah lima tahun jatuh sakit tiga hingga lima hari setelah meminum sirup parasetamol yang dijual secara lokal.
BACA JUGA:
Direktur layanan kesehatan Gambia, Mustapha Bittaye, mengatakan masalah serupa telah terdeteksi pada sirup lain, tetapi kementerian sedang menunggu konfirmasi hasilnya.
Dia mengatakan, jumlah kematian telah berkurang dalam beberapa pekan terakhir dan penjualan produk yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals dilarang. Namun, hingga saat ini, beberapa sirup masih dijual di klinik swasta dan di rumah sakit, katanya.
Terpisah, Badan Pengawas Obat Gambia mengirim surat pada Hari Selasa kepada para profesional kesehatan, yang memerintahkan mereka untuk berhenti menjual produk apa pun yang masuk daftar WHO.