JAKARTA - Sebuah serangan udara AS di Somalia menewaskan seorang pemimpin militan Al-Shabab pada Hari Sabtu dalam koordinasi dengan pemerintah Somalia, Komando Afrika AS mengatakan dalam sebuah pernyataan.
AS mengatakan, penilaian awal hasil serangan itu mengatakan, seorang pemimpin militan Al-Shabab telah tewas dan tidak ada korban sipil.
"Rincian spesifik tentang unit yang terlibat dan aset yang digunakan tidak akan dirilis untuk memastikan keamanan operasi," sebut Komando Afrika AS seperti dikutip dari website resmi.
Meskipun pernyataan itu tidak mengidentifikasi militan, Kementerian Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata Somalia mengatakan di Twitter, sebuah operasi pada Hari Sabtu dengan mitra internasional membunuh Abdullahi Nadir.
Pada akhir September, serangan udara AS di Somalia menewaskan 27 anggota Al-Shabab, kata AS, bagian dari peningkatan dukungan bagi Pemerintah Somalia, setelah keputusan Presiden Joe Biden pada Bulan Mei untuk menyetujui penempatan kembali pasukan AS di timur Afrika.
"Al-Shabab adalah jaringan al Qaeda terbesar dan paling aktif secara kinetik di dunia, membuktikan keinginan dan kemampuannya untuk menyerang pasukan AS dan mengancam kepentingan keamanan AS," kata Komando Afrika AS, dilansir dari CNN 4 Oktober.
Pada Desember 2020, Presiden Donald Trump memerintahkan penarikan pasukan AS dari Somalia di penghujung pemerintahannya. Seorang pejabat senior Pemerintahan Presiden Biden menggambarkan penarikan itu sebagai "tiba-tiba dan mendadak," menyebabkan Al-Shabab tumbuh lebih kuat sejak saat itu.
Pada Mei tahun ini, Presiden Biden menyetujui permintaan Pentagon untuk mengerahkan kurang dari 500 tentara ke Somalia, setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Somalia.
AS telah melakukan beberapa serangan terhadap Al-Shabab sejak persetujuan, tetapi sampai serangan udara terbaru, operasi secara eksplisit dalam membela pasukan pemerintah Somalia.
BACA JUGA:
Komando Afrika mengatakan, serangan itu terhadap gerilyawan Al-Shabab yang menyerang pasukan Somalia, dan tanggapan AS adalah "untuk membela pasukan mitra yang ditunjuk."
Tapi, serangan Hari Sabtu adalah operasi yang ditargetkan khusus terhadap seorang pemimpin Al-Shabab.
Ditambahkan, Komando Afrika mengatakan akan terus "mengambil tindakan untuk mencegah kelompok teroris jahat ini merencanakan dan melakukan serangan.