Sekutu Presiden Putin Ingin Moskow Pertimbangkan Senjata Nuklir dan Jenderal Rusia di Lyman Dicopot, Kremlin: Momen Emosional
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Kremlin menyebut kepala daerah memiliki hak untuk mengekspresikan pendapatnya, namun menyebut militer Rusia memiliki pertimbangan objektif dan penggunaan senjata nuklir mengacu pada doktrin yang ditetapkan.

Itu dikatakannya terkait dengan komentar yang disampaikan oleh Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, seiring dengan dipukul mundurnya pasukan Rusia dari Lyman, kota strategis yang menjadi salah satu kunci pasokan logistik dalam invasi ke Ukraina.

"Kepala daerah memiliki wewenang untuk mengungkapkan pandangan dan penilaian mereka. Bagaimanapun, kepala seluruh wilayah Rusia, termasuk Ramzan Kadyrov, yang, seperti yang Anda ketahui, sejak awal operasi militer khusus, telah melakukan banyak dan berkontribusi sangat banyak untuk kampanye. Dan dia terus melakukannya," kata juru bicara Kremlin, melansir TASS 3 Oktober.

Kendati demikian, dia memperingatkan, emosi tidak boleh mengaburkan penilaian apa pun, bahkan di saat-saat tersulit.

"Ini momen yang sangat emosional. Tetapi bahkan di saat-saat sulit, emosi harus dijauhkan dari penilaian apa pun. Jadi kami lebih memilih untuk tetap berpegang pada penilaian yang seimbang dan objektif," terangnya mengutip Reuters.

Dalam kesempatan tersebut Peskov mengatakan, dasar untuk setiap penggunaan senjata nuklir ditetapkan dalam doktrin nuklir Rusia.

ramzan kadyrov
Presiden Vladimir Putin bersama Ramzan Kadyrov. (Wikimedia Commons/kremlin.ru/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Dijelaskannya, pedoman tersebut memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika mereka, atau senjata pemusnah massal lainnya, digunakan untuk melawan Rusia, atau jika negara Rusia menghadapi ancaman eksistensial dari senjata konvensional.

"Tidak ada pertimbangan lain dalam hal ini," tegas Peskov.

Kremlin telah menjelaskan, perlindungan nuklir tersebut kini meluas ke empat wilayah Ukraina yang secara resmi dicaplok Moskow.

Akhir pekan lalu, Ramzan Kadyrov mengatakan Moskow harus mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir hasil rendah di Ukraina setelah kekalahan besar baru di medan perang.

Ketika Rusia mengonfirmasi hilangnya benteng Lyman di Ukraina timur, Kadyrov mengecam para komandan tinggi atas kegagalan mereka dan menulis di Telegram: "Menurut pendapat pribadi saya, tindakan yang lebih drastis harus diambil, hingga deklarasi darurat militer di perbatasan dan penggunaan senjata nuklir taktis.

Dalam pesannya, Kadyrov menggambarkan Kolonel Jenderal Alexander Lapin, komandan pasukan Rusia yang bertempur di Lyman, sebagai "biasa-biasa saja", dan menyarankan agar ia diturunkan pangkatnya menjadi prajurit dan medalinya dilucuti.

"Karena kurangnya logistik militer dasar, hari ini kami telah meninggalkan beberapa pemukiman dan sebagian besar wilayah," kritik Kadyrov.

Kadyrov mengungkapkan,dua minggu sebelumnya dia telah mengemukakan kemungkinan kekalahan di Lyman kepada Jenderal Valery Gerasimov, kepala staf umum Rusia, tetapi itu diabaikan.

Diketahui, Kementerian Pertahanan Rusia pada Hari Sabtu mengumumkan penarikan dari Lyman, benteng utama dan pusat logistik untuk pasukan Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina, setelah militernya terancam dikepung.