Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat mengamankan anggota Komisi V DPR dari Fraksi Gerindra Iis Rosita Dewi yang juga istri Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam operasi tangkap tangan.

Bahkan Iis sempat dibawa ke Gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan. Namun, setelah menjalani pemeriksaan intensif Iis dilepaskan. 

Bukan hanya Iis, KPK juga melepaskan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin yang turut bersama rombongan Edhy Prabowo dalam lawatannya ke Hawaii. 

Adapun Ngabalin ikut rombongan Edhy Prabowo dalam statusnya sebagai Pembina Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini tidak dibawa ke KPK. Ngabalin dilepas KPK di Bandara Soekarno-Hatta.

KPK angkat bicara terkait dilepaskannya dua orang itu. Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dan gelar perkara yang dilakukan pihaknya tidak menemukan bukti keterlibatan Iis dan Ngabalin.

KPK, kata Nawawi, baru menemukan bukti permulaan yang cukup terhadap tujuh orang. Salah satunya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Parabowo yang diduga menerima suap terkait izin ekspor benur.

"Dalam gelar perkara itu disimpulkan bahwa sejauh ini baru yang tujuh orang yang kami sebutkan tadi yang memenuhi pembuktian. Minimal pembuktian dua alat bukti. Sejauh ini baru yang tujuh orang itu saja," kata Nawawi di Gedung Penunjang KPK, Jakarta, Kamis, 26 November.

Adapun selain Edhy, KPK menetapkan enam orang lainnya. Mereka adalah dua stafsus Edhy bernama Safri dan Andreau Pribadi Misata; pengurus PT ACK bernama Siswadi; staf istri Menteri KKP, Ainul Faqih; dan Amiril Mukminin. Sementara satu tersangka pemberi suap yakni, Direktur PT DPP, Suharjito.

Namun Nawawi menegaskan, pihaknya akan terus mendalami dan mengembangkan kasus ini. Untuk itu, tidak tertutup kemungkinan terdapat pihak lain yang ditetapkan sebagai tersangka sepanjang ditemukan bukti permulaan yang cukup. 

"Tidak tertutup kemungkinan nanti di dalam pengembangan-pengembangan selanjutnya, atau pada tahapan tahapan selanjutnya, bisa saja ada penambahan atau pun tetap seperti itu, jawaban kami ini sudah dimaksudkan untuk soal adanya istri yang kemudian tidak terseret dan lain sebagainya itu," katanya.

Sebelumnya, KPK mengendus adanya dugaan aliran uang suap yang digunakan Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosita Dewi untuk belanja barang mewah saat lawatan ke Hawaii, Amerika Serikat. Uang itu diduga hasil suap terkait perizinan benur lobster.