JAKARTA - Tentara Ukraina disebut sukses memukul telak pasukan Moskow hingga melintasi perbatasan, kembali ke wilayah Rusia, seiring dengan keberhasilan serangan balasan Kyiv.
Vitaly Ganchev, kepala administrasi pendudukan Moskow yang diangkat Rusia, di wilayah yang tersisa dari wilayah yang dikuasai Rusia di wilayah Kharkiv, mengakui bahwa pasukan Ukraina telah menerobos ke perbatasan.
Pejabat itu tidak mengatakan berapa banyak pasukan Rusia yang mundur telah meninggalkan wilayah Ukraina dan keluar ke Rusia, tetapi menggambarkan kemunduran yang signifikan.
"Di lapangan di sekitar Kharkiv, kami menilai bahwa pasukan Rusia sebagian besar telah menyerahkan keuntungan mereka ke Ukraina dan telah mundur ke utara dan timur. Banyak dari pasukan ini telah bergerak melintasi perbatasan ke Rusia," kata pejabat itu," melansir Reuters 13 September.
Sementara itu, seorang pejabat Amerika Serika yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, saat mundur, mereka telah melihat laporan anekdotal tentang pasukan Rusia yang meninggalkan peralatan mereka, "yang bisa menjadi indikasi komando dan kontrol Rusia yang tidak terorganisir."
Pernyataan kepada wartawan Pentagon itu, mengikuti keuntungan cepat bagi pasukan Ukraina pada akhir pekan.
Staf umum Ukraina mengatakan tentaranya telah merebut kembali lebih dari 20 kota dan desa hanya dalam satu hari terakhir, ketika pasukan Ukraina menyapu lebih dalam ke wilayah yang direbut dari pasukan Rusia yang melarikan diri.
Pejabat militer AS itu optimis, tetapi berhati-hati, ketika menggambarkan kemajuan Ukraina.
"Jelas mereka berjuang keras," kata pejabat itu, mengutip kemajuan di selatan dan timur untuk merebut kembali wilayah.
BACA JUGA:
Diketahui, Ukraina mengatakan pihaknya menangkis upaya serangan Rusia di dua daerah penting di wilayah Donetsk, kota Bakhmut dan Maiorsk, dekat kota penghasil batu bara Horlivka, kata staf umum dalam pembaruan Senin malam.
Namun, pejabat senior militer AS mengatakan Rusia masih memfokuskan senjatanya pada Bakhmut.
"Kami terus melihat penggunaan artileri dan serangan udara secara besar-besaran," tukasnya.