Debat Pilkada Makassar: Deng Ical Janji Pelayanan Berkeadilan, None-Zunnun Bilang Orang Makassar Tak Butuh Ribet
Paslon nomor urut 4 di Pilkada Makassar Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin Nurdin Halid

Bagikan:

JAKARTA - Pasangan calon nomor urut 3 di Pilkada Makassar Syamsu Rizal MI-Fadli Ananda menegaskan soal pelayanan yang berkeadilan alias proporsional. Setiap orang disebut punya kebutuhan berbeda.

“Kami pegang rubik kubus, perspektif di depan berbeda di samping kiri, samping kanan, ini adalah miniatur dalam sebuah Kota Makassar. Ada blank spot perspektif pemerintah melihat dalam konteks terintegrasi 360 derajat. Mesti ada konsep pelayanan maksimal kepada masyarakat 24 jam transparansi pendekatan new service public management sehingga kita berharap apa yang menjadi tuntutan pemerintah supaya masyarakat dilibatkan apalagi Makassar dalam konteks performance ekonomi,  uang swasta lebih banyak dari pemerintah. Jadi pemerintah buka partisipasi,” kata Deng Ical dalam debat Pilkada Makassar yang disiarkan Youtube KPU Makassar, Selasa 24 November.

Pernyataan ini direspons calon nomor urut 4 Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin. Zunnun menyebut warga Makassar tak butuh yang berbelit, karena mengharapkan pelayanan mudah. 

Tabe (permisi), itu rubik (yang dipegang Deng Ical, red) orang Makassar tidak butuh yang ribet, orang Makassar butuhnya (cepat). Begitu mengurus sesuatu masih banyak oknum masih menggunakan celah, orang pergi urus KTP banyak diminta terus berbelit-belit bagaimana kita tanggapi,” ujar Zunnun. 

Sedangkan pasangan nomor urut 1 Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi kembali membanggakan pencapaian saat Danny Pomanto menjabat wali kota Makassar. Program pelayanan publik disebut harus mudah diakses, cepat dan sederhana.

“Seperti yang disampaikan Deng Ical harusnya ada hotline, call center. Pada saat pemerintah Danny Pomanto ada call center 112  yang bisa diakses 24 jam, yang siap melayani masyarakat danmemberi solusi atas segala keluhan msyarakat kita,” kata Fatmawati Rusdi.

Sementara pasangan calon nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando kembali menyindiri konsep smart city era Danny Pomanto. 

“Deng Ical, waktu Pilkada 2018, wajib pilih di Makassar 1 juta 48 ribu orang, (Pilkada) hari ini kita cuma 901 ribu. Di mana mi transparansinya. Ini di mana profesionalismenya, di mana semua itu  yang dibangga-banggakan kota Smart City, Deng Ical,” kata Rahman Bando. 

Atas respons para pesaingnya, Deng Ical menegaskan konsep pelayanan maksimal 20 menit rampung. Kemudahan akses pelayanan menajdi prioritas apalagi kebutuhan dasarh.

“Kebutuhan mendasar mesti bisa dipenuhi, pemerintah punya sistemnya, sehingga ada kawasan betul-betul komprehensif pelayanan pendidikan, kesehatan, ekonomi. Tidak bisa kita samakan semua. Bagaimana kita melayani kebutuhan khusus, berkebutuhan menengah ke bawah, kita berikan pelayanan berkeadilan dalam konteks modern pemerintahan,” kata Deng Ical.

“Bagaimana kita membuat masyarakat sesuai proporsi pelayanan kebutuhannya karena antara pengusaha dan petani kebutuhan berbeda, antara guru berbeda. Jangan pelayanan dianggap satu untuk semua sama, di situ keadilan proporsional,”  papar Deng Ical.