JAKARTA - Massa buruh mulai berdatangan ke depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 6 September. Mereka membawa tiga tuntutan dalam demonstrasi tersebut.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan demonstrasi ini salah satunya merespons kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Ada tiga isu yang diangkat, yang pertama tolak kenaikan harga BBM," ujar Said di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 6 September.
Tuntutan kedua, yakni menolak pembahasan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
"Saya termasuk orang yang percaya bahwa Presiden Jokowi kalau rakyat bergerak, dia akan mendengar," kata Said.
Ketiga, meminta agar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) naik 10-13 persen pada 2023.
"Kita harus yakinkan Presiden Jokowi bahwa keputusan beliau tidak tepat dan menyengsarakan rakyat. Jurnalis, netizen, gunakan kekuatan jari-jari untuk kita lawan," ujarnya.
Pantauan VOI sekitar pukul 12.15 WIB, massa buruh mulai memadati jalan di depan Kompleks Parlemen Senayan Jakarta. Akibatnya arus lalu lintas menjadi tersendat.
Sementara, ribuan personel polisi bersiaga mengawal kelancaran aksi demonstrasi di kawasan Gedung DPR Jakarta.
Adapun massa buruh yang terlibat dalam demonstrasi di depan Gedung DPR di antaranya Partai Buruh, KSPI, dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).