JAKARTA - Batalnya pertemuan antara Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi pertanyaan.
Puan sedianya melakukan safari politik menghadapi Pemilu 2024 ke dua tokoh pada akhir pekan kemarin. Selain dijadwalkan olahraga jalan bareng Airlangga, trah Soekarno itu direncanakan bertemu dan berkuda bersama Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Namun pertemuan hanya terlaksana dengan Prabowo, tidak dengan Airlangga.
Lantas apa alasan Puan tak jadi jalan bersama Airlangga, tapi terlihat asyik berkuda bersama Prabowo?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai batalnya jadwal penjajakan komunikasi politik antara Puan dan Airlangga hanya karena masalah teknis.
"Ya kalau enggak jadi dengan Airlangga persoalan teknis berarti," ujar Adi di Jakarta, Senin, 5 September.
Menurut Adi, tidak terlaksananya pertemuan itu bukan didasari ketidakcocokan antara PDIP dan Golkar. Adi bilang kedua partai cenderung sepemikiran, seperti sama-sama pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Karena tidak ada problem apa pun antara PDIP dan Golkar. Bahkan kedua partai ini sama-sama loyalisnya Jokowi saya pikir," katanya.
Adi mengungkapkan, bisa jadi alasan tidak terlaksananya pertemuan tersebut karena salah satu dari Puan atau Airlangga punya agenda yang lebih penting.
"Kalau tidak jadi ketemu ya pasti ada agenda yang lebih penting. Entah Puan atau Airlangga yang waktunya tidak cocok. Bukan karena soal cocok-tidak cocok (partai)," jelas Adi.
BACA JUGA:
Adi mengatakan, hal itu juga pernah terjadi saat Puan mengagendakan pertemuan dengan Prabowo, namun karena alasan teknis pertemuan itu tidak lakukan. Lalu Puan melakukan kunjungan ke NasDem. Menurutnya, hal itu pula yang terjadi dengan agenda pertemuan Puan-Airlangga kali ini.
"Jadi persoalan teknis saja. Karena dulu infonya Puan juga pertama kali ingin bertemu dengan Prabowo Subianto. Cuma karena waktunya tidak cocok, maka dengan NasDem dulu. Seperti halnya batal bertemu Airlangga ya karena persoalan teknis saja," katanya.
Selain itu, kata dia, PDIP dan Golkar tidak punya rekam konflik dan jejak persoalan. Sehingga hal itu menepis dugaan adanya ketidakcocokan antara dua partai tersebut.
"Sejalur, sama-sama loyalis, tidak punya sejarah konflik selama sama-sama menjadi pendukungnya Jokowi," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menjelaskan ada sejumlah isu yang akan dibahas dalam agenda safari politik Ketua DPP PDIP Puan Maharani ke Partai Golkar dan Partai Gerindra pada akhir pekan kemarin.
"Kalau dengan Pak Airlangga karena kapasitas beliau sebagai ketua umum Golkar, juga sebagai menko perekonomian. Tentu saja situasional situasi saat ini perekonomian kita itu jadi materi yang kita bahas," kata Hasto dalam keterangannya, Jumat, 2 September.
Sementara itu, terkait pembicaraan Puan dengan Prabowo, menurut Hasto akan seputar pertahanan. Hal ini karena kapasitas Prabowo yang juga sebagai Menteri Pertahanan.
"Terkait Pak Prabowo juga tak terlepas dari ruang lingkup beliau sebagai menteri pertahanan karena kita juga menghadapi pertarungan geopolitik," jelasnya.
Melalui Puan, kata Hasto, PDIP berperan sebagai tamu ketika bersilaturahmi ke Golkar dan Gerindra. Sehingga PDIP ibarat mengetuk pintu rumah Golkar dan Gerindra dan menunggu dibukakan oleh tuan rumah.
Namun, segala rencana pertemuan itu disebut harus melihat situasi agar berjalan lancar. Situasi yang dimaksud, misalnya seperti kesesuaian hari dan cuaca.