Bagikan:

JAKARTA - Vatikan membuka rekrutmen baru untuk Garda Swiss, seiring dengan perkembangan organisasi dan kebutuhan tentara terkecil di dunia tersebut.

Menjadi pasukan elite dengan pakaian warna-warni yang misi utamanya adalah melindungi Paus dan Kota Vatikan seluas 108 hektar, Garda Swiss saat ini hanya memiliki 110 anggota.

Menjelang Tahun Suci 2025, ketika jutaan peziarah diperkirakan akan mengunjungi Vatikan, kekuatan akan bertambah 25 anggota menjadi 135 anggota, meningkat hampir 23 persen.

Untuk membantu perekrutan, Garda Swiss telah membuka kantor media dan titik kontak baru di Swiss, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Garda pada Hari Kamis, melansir Reuters 2 September.

Ini juga akan mengoordinasikan pekerjaan kantor rekrutmen yang ada di Swiss, yayasan yang terkait dengan Garda Swiss, dan mantan anggota.

Pendaftaran terbuka untuk pria lajang Swiss berusia antara 19-31 tahun yang mempraktikkan Katolik dalam kesehatan yang baik, dengan "reputasi sempurna dan memiliki tinggi setidaknya 1,74 meter (5 kaki, tujuh inci), dan telah menyelesaikan pelatihan dasar di tentara Swiss ," menurut situs web penjaga.

Diketahui, mereka bisa menikah setelah mengabdi selama lima tahun.

Pasukan tersebut, yang misi utamanya adalah melindungi paus, secara eksklusif beranggotakan laki-laki sejak didirikan pada 1506. Tapi itu bisa berubah.

Barak baru mereka di Vatikan, yang pekerjaan pembangunannya diharapkan dimulai pada tahun 2026, akan dibangun dengan mempertimbangkan bergabungnya wanita sebagai anggota, jika Paus Fransiskus atau penerusnya mengizinkan

Barak yang digunakan saat ini diketahui sudah berusia 150 tahun. Proyek renovasi akan mencakup kamar tunggal dengan kamar mandi pribadi.

Sebuah yayasan Swiss telah mengumpulkan lebih dari 37 juta franc Swiss dari perkiraan 45 juta franc Swiss yang dibutuhkan untuk renovasi ini.

Sebelumnya, Paus Fransiskus telah menunjuk perempuan ke sejumlah posisi senior dan posisi manajemen dalam administrasi Vatikan.

Pada Bulan Maret, Paus memperkenalkan konstitusi baru yang penting yang akan memungkinkan setiap umat Katolik yang dibaptis, termasuk perempuan, untuk memimpin sebagian besar departemen Vatikan.