YOGYAKARTA - Paus Fransiskus pilih menginap di Nunsiatur Apostolik daripada bermalam di hotel selama kunjungannya ke Indonesia. Pemimpin Gereja Katolik Dunia ini lebih memilih tinggal di Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan yang dikenal dengan nama Nunsiatur Apostolik.
Setelah tiba di Indonesia pada hari Selasa (3/9), Paus Fransiskus langsung diantarkan menuju Kedubes Vatikan yang berlokasi di Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Lantas seperti apa itu Nunsiatur Apostolik yang dipilih oleh Paus Fransiskus sebagai tempat menginap selama di Indoensia?
Mengenal Nunsiatura Apostolik
Nunsiatur Apostolik dikenal juga sebagai Kedutaan Tahta Suci atau Kedutaan Besar Vatikan. Istilah ini merujuk pada perwakilan diplomatik dari Vatikan. Berdasarkan informasi dari situs resmi Apostolic Nunciature Indonesia (nunciatureindonesia.org), Nunsiatura Apostolik adalah perwakilan Kepausan yang bertugas mewakili Tahta Suci Vatikan.
Di Indonesia, Nunsiatur Apostolik ini juga disebut sebagai Kedutaan Besar Tahta Suci Vatikan. Pendirian Nunsiatur Apostolik di Indonesia bertujuan untuk memperkuat komunikasi antara Takhta Suci sebagai pusat Gereja Universal dan keuskupan-keuskupan di Indonesia, serta gereja-gereja lokal.
Selain itu, Nunsiatur Apostolik juga bertujuan untuk membangun hubungan diplomatik antara Takhta Suci dan Indonesia. Hubungan ini berperan dalam mendukung kerjasama dalam memajukan nilai-nilai moral, perdamaian, dialog antaragama, dan kebebasan beragama.
Sejarah Nunsiatur Apostolik Indonesia
Mengutip dari Apostolic Nunciature Indonesia (nunciatureindonesia.org), sejarah Nunsiatur Apostolik Indonesia dimulai pada 6 Juli 1947 ketika Paus Pius XII menunjuk Uskup Agung de Jonghe d'Ardoye sebagai "Delegatus Apostolik di Kepulauan Indonesia." Sehari kemudian, dikeluarkan Surat Apostolik yang secara resmi mendirikan Delegasi Apostolik di Indonesia.
Pada 4 Januari 1950, Tahta Suci menyampaikan kepada wakilnya bahwa Vatikan telah mengakui Republik Indonesia Serikat. Kemudian pada 10 Januari 1950, Vatikan menerima permintaan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia dan mengumumkan pembentukan Internunsiatur Apostolik di Jakarta dalam Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada 7 Desember 1966, status Internunsiatur di Indonesia ditingkatkan menjadi Nunsiatur Apostolik. Pada tanggal yang sama, Uskup Agung Salvatore Pappalardo diangkat sebagai Pro-Nunsius Apostolik untuk Indonesia. Sejak tahun 1966, perwakilan Indonesia di Tahta Suci Vatikan juga naik status menjadi Kedutaan Besar.
Restorasi dan perluasan gedung Nunsiatur Apostolik Indonesia dilakukan antara tahun 2007 hingga 2010. Pada 11 Oktober 2009, Uskup Agung Leopoldo Girreli meresmikan kapel baru yang diberi nama "Keduabelas Rasul". Sejak tahun 1947 hingga saat ini, telah ada delapan Nunsius Apostolik yang bertugas sebagai perwakilan Kepausan di Indonesia.
Paus Yohanes Pernah Menginap di Nunsiatur Apostolik
Pada tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II melakukan kunjungan ke Indonesia dari tanggal 9 hingga 14 Oktober. Selama berada di Jakarta, Paus tinggal di Nunsiatur Apostolik. Dalam kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan para uskup, pejabat pemerintah, tokoh agama, klerus, biarawan, dan biarawati, serta mengunjungi berbagai situs budaya.
Selama berada di Jakarta, Paus tinggal di Nunsiatur Apostolik yang saat itu dipimpin oleh Uskup Agung Francesco Canalini. Selama di Indonesia Paus juga mengunjungi beberapa kota lain, termasuk Yogyakarta, Maumere, Dili, dan Medan.
BACA JUGA:
Demikianlah ulasan mengenal Nunsiatur Apostolik yang menjadi tempat Paus Fransiskus menginap selama kunjungannya di Indonesia. Ada sejumlah agenda yang dilakukan oleh Paus, mulai dari pertemuan dengan Presiden Jokowi, dialog lintas agama di Masjid Istiqlal, hingga memimpin Misa Akbar di GBK. Baca juga sejarah dua Paus Vatikan ke Indonesia.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.