JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Yandri Susanto membantah munculnya nama Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dalam daftar 9 nama calon presiden (capres) rekomendasi hasil Rakernas PAN merupakan hal yang tiba-tiba. Dia menepis nama Puan Maharani sebagai capres di Rakernas berasal dari pengusul gaib.
"Yang mengusulkan Puan enggak gaib, terbuka, kan kemarin bang Zul bilang di forum Rakernas sangat terbuka, mana ada gaib," ujar Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Agustus.
Yandri lantas menjelaskan ada tiga klaster calon potensial yang akan diusung untuk Pilpres 2024. Yakni dari klaster kepala daerah, menteri dan pimpinan partai politik. Puan Maharani, kata dia, merupakan tokoh dari unsur pimpinan parpol.
"Jadi kemarin itu Rakernas dibagi beberapa klaster. Ada klaster kepala daerah, menteri, pimpinan parpol. Salah satunya mba Puan. Karena segala kemungkinan masih bisa terjadi siapa sama siapa, partai ini sama siapa, semua bisa terjadi. Maka ruang itu kami buka untuk memberikan keluwesan bagi ketum untuk berkomunikasi pada parpol yang ada di parlemen, khususunya pimpinan parpol yang berpotensi jadi capres," tutur Yandri
Wakil Ketua MPR itu menuturkan, rekomendasi khusus Rakernas itu mempertegas mandat Rakernas 2020, yang memberi hak penuh ketua umum untuk melakukan atau mengambil keputusan teknis atau non teknis terhadap capres cawapres.
"Jadi dengan adanya mba Puan, Airlangga, kepala daerah, dan menteri itu bagian dari cara kami beri keleluasaan pada ketum. Berikutnya akan komunikasi ke parpol-parpol Komunikasi ini tidak mesti hanya di parlemen, tapi parpol non parlemen akan kami ajak," kata Yandri.
BACA JUGA:
Namun, Yandri tidak bisa memberi jawaban pasti kader PAN dari daerah mana yang mengusulkan nama Puan Maharani.
"Sekarang perdebatan enggak di sana lagi, itu hasil Rakernas dan hasil resmi Rakernas. Kan Rakernas di ikuti DPP, DPW, DPD dan Kabupaten/Kota, Provinsi, dan DPR RI," kata Yandri.
"Jadi tidak ada si A ngusul siapa, itu kami tidak ke situ lagi karena ini menjadi keputusan Rakernas itu lah keputusan bulat dari Rakernas kemarin," lanjutnya.
Yandri juga membantah jika diumumkannya Puan Maharani sebagai calon presiden rekomendasi Rakernas merupakan strategi PAN untuk menarik perhatian publik menyongsong 2024.
"Kita enggak mempertimbangkan A, B-nya, yang penting kita melihat potensi untuk menjadi pemimpin masa depan. Kalau analisa ini boleh saja mereka menganalisa. Tapi kalau Rakernas kemarin itu pertimbangannya yang bang Zul sebut pemimpin masa depan belum mengarah kepada capres dan cawapres, belum, makanya perlu adanya tindak lanjut. Kalau ada analisa ini itu ya bebas aja. Tapi bagi PAN kemarin itu keputusan musyawarah mufakat," tandasnya.