Debat Pilkada Tangsel: Putri Ma’ruf Amin Tanya Kasus COVID-19 ke Petahana Benyamin, Singgung Pemkot Gagal
Calon Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) nomor urut 2 Siti Nurazizah dalam debat Pilkada Tangsel (Ilustrasi Ilham/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Calon Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) nomor urut 2 Siti Nurazizah menanyakan penanganan COVID-19 ke calon wali kota nomor urut 3 Benyamin Davnie. Putri Wapres Ma’ruf Amin menyebut Pemkot Tangsel gagal menangani COVID-19.

“Saya bertanya terkait situasi pandemi COVID, banyak orang mengatakan pemerintah gagal menangani COVID. Bisa dilihat dalam melakukan penanganan kesehatan seperti RS, RSUD Tangsel turun grade dari C ke D, ketika kami pemeriksaan para paslon harus tes kesehatan di kabupaten,” kata Azizah dalam debat Pilkada Tangsel yang disiarkan Youtube Kompas TV, Minggu, 22 November.

Benyamin Davnie yang juga Wakil Wali Kota Tangsel menyebut Pemkot Tangsel sudah berupaya maksimal menanganai COVID-19. Benyamin memaparkan jumlah anggaran yang digelontorkan untuk penanganan COVID-19.

“Memang persoalan kesehatan paling mendasar pada masyarakat. Selama COVID kami sudah menangani, bahkan dari aspek anggaran Rp77 miliar APBD kita gelontorkan sejak awal tahun anggaran melalui berbagai dinas untuk menangani COVID di Tangerang Selatan,” kata Benyamin.

Soal turunnya grade RSU Tangsel, Benyamin menjelaskan Pemkot Tangsel sedang melengkapi RS tipe C. Sedangkan RSU Tangsel disebut sudah mengikuti akreditasi sejak beberapa tahun lalu untuk naik kelas menjadi tipe B.

“Bahwa pernah turun akreditasinya, sudah kami perbaiki data-data yang diminta Kementerian Kesehatan,” sambung Benyamin.

Calon wakil wali kota Tangsel pasangan Benyamin, Pilar Saga Ichsan menambahkan, pembangunan RS tipe C akan memperkuat fasilitas layanan kesehatan masyarakat. 

“Targetnya bagaimana setiap kecamatan kita memiliki RSUD sendiri ke depan, ada tipe B, C dan D sehingga akhirnya layanan publik kesehatan dapat tertangani dengan baik di Tangerang Selatan,” ujar Pilar Saga Ichsan.

Jawaban Benyamin direspon lagi oleh Azizah. Menurut dia, fakta di lapangan justru menunjukkan layanan kesehatan yang belum maksimal.

“Kalau kita lihat keberpihakan anggaran dalam penanganan COVID-19 dalam mandatory spending saya lihat belum maksimal  keberpihaknnya. Refocusing (anggaran) masih sekitar 15 persen padahal di daerah lain hampir 50 persen bisa dilakukan,” ujar Azizah membandingkan.

Pun calon wakil wali kota Ruhamaben yang berpasangan dengan Azizah. Menurutnya pemetaan COVID-19 oleh Pemkot Tangsel saat ini belum sistematis. 

“Salah satu tugas pemerintah melakukan pemetaan akurat dan detail bahkan kalau bisa sampai tingkat RT dan RW, tingkat perkantoran.  Kami belum pernah melihat laporan detail pemetaan kasus COVID-19 di kota Tangsel,” ujar Rumahaben.

Pernyataan Rumahaben direspons Benyamin. Tingkat kesembuhan COVID-19 di Tangsel menurutnya mencapai 82-83 persen. Sedangkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan mencapai 72-75 persen.

“Ini menunjukkan upaya pemerintah kota Tangsel menunjukkan hasil relatif baik,” kata Benyamin.