Bagikan:

SULTENG - Tanggul permanen dari batu boulder atau batu gajah dibangun di Sungai Torue, Kabupaten Parigi Moutong. Pembangunan untuk mengatasi permasalahan banjir di wiayah Sulawesi Tengah (Sulteng) tersebut.

"Dua kali banjir susulan Desa Torue, Kecamatan Torue di Bulan Agustus ini akibat tanggul sungai jebol, sehingga dilakukan penanganan khusus dengan membangun tanggul permanen," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parigi Moutong, Amiruddin, dikutip dari Antara, Minggu 28 Agustus.

Ia menjelaskan, tanggul darurat dari tumpukan material sedimentasi hasil pengerukan tidak mungkin dipertahankan. Tanggul darurat itu tidak mampu menahan debit air sehingga meluap hingga ke pemukiman warga dalam dua kali banjir susulan yang hanya rentan waktu sekitar dua pekan 

Sebab itu, penanganan sungai Torue dilakukan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) membutuhkan material yang kokoh dengan harapan peristiwa serupa tidak lagi terjadi.

"Tanggul permanen dibuat di antara pertemuan alur sungai Torue dan Sampaloe hingga ke bagian hilir, karena titik rawannya di situ," ujar Amiruddin.

Selain di Sungai Torue, katanya, penanganan serupa juga dilakukan di sungai Desa Tolai, Kecamatan Torue karena warga di desa itu juga terancam banjir, apalagi situasi saat ini potensi hujan lebat masih sering mengguyur.

Dari hasil pertemuan lintas sektor beberapa waktu lalu, pengambilan batu gajah untuk kepentingan pembuatan tanggul diambil dari sungai Desa Dolago, Kecamatan Parigi Selatan, sungai Desa Marantale, Kecamatan Siniu dan sungai Torue.

Ia mengemukakan, model tanggul menggunakan tumpukan batu gajah dinilai lebih efektif menahan volume air yang banyak pada kondisi tertentu sebagaimana perhitungan teknis instansi terkait.

"Desa Torue punya riwayat banjir bandang. Banjir bandang pada 28 Juli 2022 merupakan peristiwa yang ketiga dan yang terparah hingga menimbulkan korban jiwa," tandasnya.