Banjir Parigi Moutong Sulteng Setinggi Dada Orang Dewasa, Warga Butuh Logistik dan Perlengkapan Bayi
Warga terdampak Banjir disertai lumpur yang menerjang Desa Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng. (Antara)

Bagikan:

SULTENG - Warga terdampak Banjir disertai lumpur yang menerjang Desa Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) membutuhkan bantuan logistik dan perlengkapan bayi.

"Kebutuhan sangat mendesak saat ini adalah logistik bahan makanan dan perlengkapan bayi," kata Kepala Desa Torue Kalman M Andi Hamid saat ditemui di Torue, Parigi Moutong, Jumat 29 Juli.

Ia mengungkapkan, akibat banjir ini sejumlah warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman khawatir terjadi banjir susulan.

Kalman menyebutkan, banjir ini telah menelan tiga korban jiwa meninggal dunia. Sedangkan empat warga lainnya masih dinyatakan hilang.

"Data yang dilaporkan masih bersifat sementara. Kondisi saat ini air sudah surut, namun terjadi pemadaman listrik," ujar Kalman.

Kalman mengatakan tim SAR telah melakukan evakuasi terhadap korban yang meninggal dunia.

"Saat ini kami belum bisa berbuat banyak. Warga sudah diungsikan ke tempat yang aman," tuturnya.

Hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat dua sungai di Desa Torue meluap hingga merendam pemukiman warga setinggi dada orang dewasa pada Kamis 28 Juli, sekitar pukul 21.00 WITA.

Dari bencana ini, dilaporkan lima desa Kecamatan Torue terdampak diantaranya Desa Torue, Astina, Purwosari, Tolai Barat, dan Desa Tolai.

"Desa Torue, desa terdampak parah berada di Dusun dua, Dusun Tiga Dusun lima," kata Kalman.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Parigi Moutong Sayutin Budianto meminta Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong segera menetapkan status tanggap darurat di Kecamatan Torue, mengingat kondisi yang dialami saat ini.

"Warga butuh obat-obatan, logistik, tenda darurat untuk mengungsi. Untuk sementara warga mengungsi di rumah kerabat mereka, masjid, dan kantor desa," kata Sayutin.

Adapun korban yang meninggal dunia akibat bencana ini warga setempat bernama Kasmin Toki (50 tahun).

Sedangkan dua lainnya yang meninggal merupakan pelintas bernama Mato (50 tahun) dan Aneke Solong (44 tahun).Keduanya melintas dari arah Kabupaten Poso.

Hingga kini belum ada keterangan lebih lanjut dari Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong terkait jumlah kerusakan akibat dampak banjir.