Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi membeberkan bahwa saat ini ada perpecahan dua kubu dalam jajaran ASN di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Prasetyo menuturkan, dua geng yang terbelah ini di antaranya kelompok ASN lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dulu bernama STPDN, dengan kelompok umum.

"Sekarang ada satu dilematis di pemerintahan eksekutif, sudah punya geng-geng ini, yaitu geng STPDN dan geng umum," kata Prasetyo di ruang Fraksi PDIP gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 22 Agustus.

Prasetyo menyebut dua kubu dalam jajaran anak buah Anies ini adalah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali dengan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sigit Wijatmoko yang merupakan lulusan IPDN.

Saat ini, Prasetyo melihat Sigit terkesan tidak menghargai Marullah sebagai pejabat daerah dengan pangkat yang lebih tinggi darinya.

"Sekarang Sekdanya enggak dihargai oleh asisten. Ini seperti ada Sekda bayangan, namanya Sigit. Kalah begini, bagaimana mau jalan, ini istilahnya pemerintahan?" cecar Prasetyo.

Padahal, menurut politikus PDIP ini, pejabat struktural harus bekerja sesuai dengan mekanisme tingkat kedudukan dalam organisasinya serta dilarang menyentuh ranah politik.

"Di bawah gubernur, pangkat paling tinggi yang mengelola ASN adalah Sekda. Ini pemerintah daerah. Saya cuma pegang, begini aja. Anda megang uang yang dikumpulkan oleh masyarakat tapi kalau uang itu buat bancakan aja, saya pegang palunya, saya enggak ketok," tegas dia.