JAKARTA - Ketua Fraksi PSI DPRD DKI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta Gubernur Anies Baswedan segera bertindak menyelesaikan perpecahan dua geng dalam jajaran Pemprov DKI.
Dualisme ini sebelumnya dibeberkan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta. Kubu yang berpolemik adalah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali dengan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sigit Wijatmoko.
"Saya harap Pak Gubernur (Anies) sebagai pimpinan tertinggi dapat menertibkan isu perpecahan di tubuh kepegawaian Pemprov DKI Jakarta," kata Anggara kepada wartawan, Kamis, 25 Agustus.
Menurut Anggara, Anies harus menyelesaikan polemik yang terjadi pada anak buahnya sebelum masa jabatan berakhir pada Oktober mendatang. Sebab, jika tidak, dualisme ini akan menyusahkan Penjabat (Pj) Gubernur DKI yang akan bekerja pada tahun 2022-2024 mendatang.
"Harus segera diklarifikasi dan diselesaikan oleh Pak Anies sebelum habis jabatan. Jangan sampai Penjabat Gubernur kerepotan karena ini," ungkap Anggara.
Lebih lanjut, Anggara berpendapat situasi seperti ini seharusnya dapat diantisipasi dengan rekrutmen dan pengisian jabatan yang transparan dan adil.
"Harus dievaluasi selama ini proses rekrutmen pejabat kita. Kubu-kubuan seperti ini berawal dari nepotisme pengisian jabatan. Terapkan sistem meritokrasi tanpa terkecuali. Kuatkan sistem talent pool dan apresiasi berbasiskan kinerja," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi membeberkan bahwa saat ini ada perpecahan dua kubu dalam jajaran ASN di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Prasetyo menuturkan, dua geng yang terbelah ini di antaranya kelompok ASN lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dulu bernama STPDN, dengan kelompok umum.
BACA JUGA:
"Sekarang ada satu dilematis di pemerintahan eksekutif, sudah punya geng-geng ini, yaitu geng STPDN dan geng umum," kata Prasetyo di ruang Fraksi PDIP Gedung DPRD DKI Jakarta.
Prasetyo menyebut dua kubu dalam jajaran anak buah Anies ini adalah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali dengan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sigit Wijatmoko yang merupakan lulusan IPDN.
Saat ini, Prasetyo melihat Sigit terkesan tidak menghargai Marullah sebagai pejabat daerah dengan pangkat yang lebih tinggi darinya.
"Sekarang Sekdanya enggak dihargai oleh asisten. Ini seperti ada Sekda bayangan, namanya Sigit. Kalau begini, bagaimana mau jalan, ini istilahnya pemerintahan?" cecar Prasetyo.