Ketua DPRD DKI Beberkan Ada Konflik Antargeng Anak Buah Anies, Ini Respons Wagub DKI
Wagub DKI Jakarta Riza Patria/DOK VOI -Rizky Adytia

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria merespons pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi yang menyebut ada konflik dalam jajaran ASN Pemprov DKI yang terpecah menjadi dua kubu atau geng.

Riza akan mengecek kebenaran informasi dua geng pada anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut. Namun, dia menegaskan setiap pejabat Pemprov DKI bekerja sesuai tugasnya.

"Sejauh ini kan tugas-tugas sudah dibagi. Masing-masing punya tugas dan kewenangan. Sekretaris daerah, asisten Sekda, deputi, kepala dinas, badan, punya tugas masing-masing. Namun, informasi itu akan jadi masukan bagi kami," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 22 Agustus.

Wagub Riza berharap hubungan kerja di lingkungan Pemprov DKI Jakarta tetap berjalan harmonis. Sehingga, Anies dan dirinya bisa menuntaskan tugas sebagai pimpinan daerah sampai masa jabatannya habis bulan Oktober mendatang.

"Tentu saya berharap, di lingkungan Pemprov, sejauh ini bisa dijaga kerja samanya, hubungan baiknya, kemudian juga sinerginya, kolaborasinya. Pemprov DKI Jakarta itu satu kesatuan yang tdk bisa dipisahkan, saling menopang, membantu, melengkapi satu sama lain," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi membeberkan bahwa saat ini ada perpecahan dua kubu dalam jajaran ASN di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Prasetyo menuturkan, dua geng yang terbelah ini di antaranya kelompok ASN lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dulu bernama STPDN, dengan kelompok umum.

"Sekarang ada satu dilematis di pemerintahan eksekutif, sudah punya geng-geng ini, yaitu geng STPDN dan geng umum," kata Prasetyo di ruang Fraksi PDIP gedung DPRD DKI Jakarta.

Prasetyo menyebut dua kubu dalam jajaran anak buah Anies ini adalah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali dengan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sigit Wijatmoko yang merupakan lulusan IPDN.

Saat ini, Prasetyo melihat Sigit terkesan tidak menghargai Marullah sebagai pejabat daerah dengan pangkat yang lebih tinggi darinya.

"Sekarang Sekdanya enggak dihargai oleh asisten. Ini seperti ada Sekda bayangan, namanya Sigit. Kalah begini, bagaimana mau jalan, ini istilahnya pemerintahan?" cecar Prasetyo.