Peneliti Identifikasi Kerabat Panda Raksasa Pernah Hidup di Eropa Zaman Miosen
Ilustrasi panda raksasa. (Wikimedia Commons/Specie8470)

Bagikan:

JAKARTA - Penemuan dua gigi yang disimpan di museum Bulgaria, berhasil mengidentifikasi spesies panda raksasa pernah ada di Eropa enam juta tahun silam.

Ini bermulai dari penemuan fosil geraham atas dan taring pada akhir 1970-an di deposit batu bara, kemudian disimpan koleksi Museum Nasional Sejarah Alam Bulgaria selama lebih dari empat dekade.

"Mereka hanya memiliki satu label yang ditulis secara samar dengan tangan," kata Nikolai Spassov, seorang profesor di museum dan penulis studi baru tentang gigi dalam rilis berita, melansir CNN 1 Agustus.

"Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk mengetahui itu gigi apa dan berapa usianya. Kemudian saya juga butuh waktu lama untuk menyadari, bahwa ini adalah fosil panda raksasa yang tidak diketahui," sambungnya.

"Penemuan ini menunjukkan betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang alam purba, menunjukkan bahwa penemuan bersejarah dalam paleontologi dapat membawa hasil yang tidak terduga, bahkan hingga hari ini," tandasnya.

Sementara panda paling dikenal oleh satu-satunya perwakilan hidup mereka, panda raksasa, pernah ada berbagai spesies terkait yang berkeliaran di seluruh Eropa dan Asia.

Spesies yang ditemukan melalui artefak museum adalah panda terakhir yang diketahui hidup di Eropa, menurut rilis berita.

Para peneliti menamakannya Agrirctos nikolovi, diambil dari ahli paleontologi museum Ivan Nikolov yang pertama kali membuat katalog temuan tersebut.

Studi tersebut mengungkapkan, hewan itu sebesar panda raksasa modern atau sedikit lebih kecil. Diduga vegetarian, tapi makanannya lebih bervariasi dibanding kerabatnya saat ini yang hanya memakan bambu.

Ujung giginya kemungkinan tidak cukup keras untuk menghancurkan batang bambu yang berkayu, menunjukkan hewan itu memakan tanaman yang lebih lunak, menurut penelitian tersebut.

Endapan batu bara di mana gigi itu ditemukan, memberikan bukti bahwa panda purba ini mendiami kawasan hutan dan rawa.

Spassov dan rekan penulisnya Qigao Jiangzuo, seorang spesialis panda dari Universitas Peking di China, mengusulkan panda mungkin telah punah selama peristiwa di mana cekungan Mediterania mengering, mengubah lingkungan sekitarnya.

"Panda raksasa adalah kelompok beruang yang sangat khusus," tulis Spassov dalam rilisnya.

"Bahkan jika A. niklovi tidak terspesialisasi dalam habitat dan makanan seperti panda raksasa modern, fosil panda cukup terspesialisasi dan evolusi mereka terkait dengan habitat hutan yang lembab," katanya.

"Kemungkinan perubahan iklim pada akhir Miosen di Eropa selatan, yang mengarah ke aridifikasi, memiliki efek buruk pada keberadaan panda Eropa terakhir," tandasnya.

Untuk diketahui, Zaman Miosen berlangsung sekitar 23 juta hingga 5 juta tahun yang lalu. Penelitian tersebut dipublikasikan pada 'Journal of Vertebrate Paleontology'.