JAKARTA - Belasan wisatawan telah dilarang memasuki Pusat Penelitian Penangkaran Panda Raksasa di Chengdu, China seumur hidup, karena dilaporkan menunjukkan perilaku buruk di sekitar hewan-hewan tersebut.
Sebanyak 12 orang yang berusia antara 26 hingga 61 tahun dilarang seumur hidup dari pusat penelitian tersebut, menurut sebuah unggahan di akun WeChat resmi milik Pusat Penelitian tersebut.
Pengunjung yang berperilaku buruk itu "tertangkap basah melempar rebung, permen lolipop, rokok, telur atau roti dan meludah ke area bermain panda di luar ruangan dalam beberapa kesempatan," demikian bunyi unggahan di WeChat, melansir CNN 20 Juni.
Panda-panda tersebut baik-baik saja dan sehat, tambahnya.
Pusat Penelitian belum secara terbuka mengidentifikasi tamu-tamu yang dilarang atau kebangsaan mereka.
Lebih jauh unggahan WeChat tersebut menjelaskan, para turis tersebut tidak datang bersama-sama. Pelanggaran tersebut terjadi antara bulan April dan Juni tahun ini.
Sejatinya, tempat tersebut yang merupakan salah satu tujuan wisata paling populer di Chengdu, memiliki instruksi pengunjung yang terperinci di situs webnya.
"Mohon perhatikan keselamatan Anda dan hewan," demikian bunyi salah satu pemberitahuan.
"Tetaplah tenang dan menjauh dari hewan; membuang sampah sembarangan, meludah, melempar makanan ke area aktivitas hewan, dan perilaku lain yang mengancam keselamatan hewan dilarang," lanjut pemberitahuan itu.
Itu juga selanjutnya memperingatkan, pelanggaran aturan ini dapat mengakibatkan "hukuman bagi pelanggar dengan berbagai tingkat hukuman, seperti mengkritik dan mendidik, melarang mereka memasuki taman dalam waktu satu tahun, melarang mereka memasuki taman dalam waktu lima tahun, atau melarang mereka memasuki taman seumur hidup dan seterusnya."
Pusat Penelitian Penangkaran Panda Raksasa Chengdu dibuka pada tahun 1987 di Provinsi Sichuan, China barat daya. Itu ditujukan sebagai "fasilitas penelitian kelas dunia, pusat pendidikan konservasi, dan tujuan wisata pendidikan internasional."
BACA JUGA:
Pusat tersebut juga dirancang untuk menciptakan kembali habitat alami panda raksasa, yang merupakan hewan asli Tiongkok.
Langkah yang dilakukan para ilmuwan untuk menciptakan lingkungan ini dapat mencakup mengenakan kostum panda yang disemprot dengan urin panda agar "menyatu".
Diketahui, World Wildlife Fund (WWF) menaikkan status panda raksasa dari "terancam punah" menjadi "rentan" pada tahun 2018. Diperkirakan ada 1.800 panda yang hidup di alam liar saat ini.