Progres Pengerjaan Proyek PLTA Kayan, Khaerony: Pembangunan Jalan Sudah 30 Persen
Khaerony, Direktur Operasional PT Kayan Hydro Energy (KHE) paparkan progres pengerjaan bendungan Kayan 1. (Fai-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Saat ini pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan yang digarap oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) sudah 30 persen. Yang mengembirakan dalam pengerjaan proyek ini KHE melibatkan kontraktor dan tenaga kerja sekitar.

Demikian dikemukakan oleh Khaerony, Direktur Operasional PT Kayan Hydro Energy (KHE) saat ditanya apa saja progres yang sudah dan sedang dilakukan pihaknya untuk pembangunan PLTA yang berlokasi di Sungai Kayan, Kalimantan Utara itu. Setelah dibangun, PLTA ini diprediksi akan menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara. 

"Update terbaru soal pengerjaan PLTA Kayan bisa saya informasikan, bahwa kami sedang mengerjakan pembangunan infrastruktur jalan. Ini  berupa pembangunan jalan dari jalan PU (Kementerian Pekerjaan Umum) terdekat menuju titik bendungan Kayan 1, jaraknya kurang lebih 12 km. Sampai saat ini progres pembangunan jalan ini sudah sekitar 30 persen," katanya kepada VOI saat berjumpa di Kantor KHE, di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Pusat, Rabu 10 Agustus.

Saat ditanya apa saja kendala yang dialami dalam proses pembanguan jalan menuju bendungan Kayan 1, menurut Rony --begitu dia biasa disapa-- izin pemanfaatan bahan peledak yang belum tuntas. "Saat ini kita sedang urus izin peledakkannya, sebelumnya kita sudah mendapatkan izin untuk pemanfaatan dan penggunaan bahan peledak," katanya.

Kalau tidak ada kendala, akhir bulan Agustus ini sudah bisa tuntas perizinannya. "Setelah perizinan selesai dalam bulan Agustus ini, akan dilakukan peledakan untuk jarak 4 kilometer material batu menuju lokasi bendungan. Pengerjaan ini diperkirakan akan berlangsung selama enam bulan. Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi bendungan," katanya sembari berharap semua rencana yang sudah ia bikin bisa berjalan dengan lancar seperti yang direncanakan.

Dukungan Warga

Kayan Hydro Energy (KHE) bangun jalan  menuju lokasi bendungan. (ist)
Site Plan Bendungan PLTA Kayan. (Foto Ist)

PLTA Kayan 1, 2, 3, 4 dan 5 kalau semuanya terealisasi akan menghasilkan listrik sebesar 9.000 megawatt. Listrik ini akan disebar kepada masyarakat dan pelaku usaha melalui PLN. Tenaga listrik sebesar itu diprediksi mayoritas akan terserap oleh pabrik yang akan dibangun di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi, Kalimantan Utara. 

"Listrik yang dihasilkan memang  diprediksi akan diserap oleh kawasan industri. Bahkan kalau semua perusahaan sudah buka dan berproduksi bisa kurang listriknya. Nanti akan dicari solusinya dengan meningkatkan kapasitas produksi tenaga listrik dari kelima PLTA yang ada," ungkapnya.

Karena pembangunan PLTA ini memiliki prospek yang bagus, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, banyak pihak yang memberikan dukungan.  "Secara umum dukungan warga sekitar untuk pembangunan bendungan Kayan cukup bagus," kata Rony.

Dalam pengerjaan proyek ini KHE sengaja melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal. Pemberdayaan kontraktor dan tenaga kerja lokal ini bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar merasakan juga manfaat proyek ini.  "Kami memang sengaja menggunakan kontraktor dan tenaga kerja lokal untuk pembangunan proyek. Ini penting  agar mereka juga merasakan manfaat dari proyek ini, bukan orang dari daerah lain," katanya. 

Masyarakat sekitar lokasi bendungan Kayan mendukung pembangunan bendungan. (Dok VOI)
Masyarakat sekitar lokasi bendungan Kayan mendukung pembangunan bendungan. (Dok VOI)

Saat ini, lanjut Rony ada 4 vendor yang terlibat. "Untuk pembangunan jalan sudah ada empat vendor yang terlibat. Semuanya dari daerah setempat. Dan tenaganya juga dari warga kampung sekitar proyek," katanya.

"Dengan adanya proyek pembangunan PLTA Kayan yang dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Meski proyeknya baru dimulai apalagi nanti kalau bendungan jadi dan PLTA sudah beroperasi," kata Khaerony.

Proyek pembangunan PLTA ini diharapkan berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dan menjadi sumber listrik utama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.

PT Pelabuhan Internasional Indonesia (PII) dan PT Indonesia Strategis Industri (ISI) sebagai pengelola sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri.  

Selain itu, PT ISI telah melakukan MOU dengan berbagai tenant yang akan beroperasi di dalam kawasan industri PT ISI antara lain PT Nickel Industri Indonesia, PT Prime Steel Indonesia, PT General Battery Indonesia, PT First Hydrogenic Indonesia, PT Indonesia Emobil Industri dan Joint Venture Co. (yang diinvestasikan oleh Shandong Xinhai Technology Co.ltd).