Lebih dari satu dasawarsa perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di aliran Sungai Kayan, dicanangkan. Menurut Khaerony, Direktur Operasional PT Kayan Hydro Energy (KHE), banyak hal yang sudah mereka dilakukan untuk menyiapkan pembangunan lima PLTA di sepanjang aliran sungai Kayan. Setiap tahap perencanaan dilakukan sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah. Dan semua itu sudah sejalan dengan visi Presiden Jokowi dalam mewujudkan energi hijau yang akan mendukung ekonomi hijau. Saat kelima izin PLTA keluar, KHE akan melaksanakan pembangunan ini sesuai dengan target.
***
Seperti perjalanan, apa yang dilakukan KHE tinggal satu step lagi untuk memulai mega proyek ini. Yaitu perizinan, sesuatu yang amat krusial dalam setiap pekerjaan. Meski berbagai kelengkapan sudah disiapkan dan dipenuhi, namun izin masih terkendala. Dari kelima PLTA, menurut Khaerony baru PLTA Kayan Satu yang keluar izinnya. “Empat lainnya masih tertahan di Kementerian BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal),” ungkap Rony begitu dia biasa disapa.
Saat dicecar apa yang menyebabkan izin PLTA Kayan 2, 3, 4 dan 5 tak dikeluarkan, dia juga tidak tahu persis apa alasannya. Soalnya saat ditanyakan hal itu kepada pihak BKPM tak diperoleh jawaban yang memuaskan. Karena itu pihak KHE yang diwakili Andrew Suryali selaku Direktur Utama dan Khaerony secara terbuka dalam jumpa pers yang berlangsung Rabu, 22 Desember di Hotel JW Marriott Jakarta, kembali mempertanyakan soal perizinan ini. Apa gerangan yang membuat izin ini tak juga keluar meski semua persyaratan sudah dilengkapi.
Hal ini bertentangan dengan pernyataan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu soal mempermudah investasi dan perizinan. Dalam berbagai kesempatan Jokowi selalu menekankan soal memangkas perizinan yang berbelit-belit. "Para pelaku usaha membutuhkan layanan yang mudah, cepat dan tidak berbeli-belit, jika ini terwujud akan berdampak pada pergerakan ekonomi secara siginifikan di nasional dan daerah," kata Jokowi dalam sambutannya di acara peresmian sistem perizinan online terpadu atau Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko, Agustus silam seperti dilansir Kompas.com.
Hal serupa kembali diulang oleh Jokowi di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. "Mengenai izin-izin, jangan tunggu-tunggu pakai hari, pakai minggu, tidak ada. (Dalam hitungan) jam keluarkan untuk menunjukkan kita serius terhadap pembangunan kawasan ini," kata Presiden Jokowi seperti dilansir Antara, Selasa, 21 Desember.
Sejatinya apa yang ditegaskan oleh Presiden sudah tidak perlu penafsiran lagi. Semuanya sudah jelas dan tegas. Tinggal menunggu realisasi dari pihak terkait dan berwenang untuk mengeluarkan perizinan. “Kita tunggu, semoga izin PLTA Kayan 2 sampai 5 segera keluar. Soalnya kita belum bisa memulai pekerjaan kalau izinnya belum keluar,” tandas Rony.
Rony tak main-main, karena investasi yang akan digelontorkan dalam proyek PLTA Kayan 1 sampai 5 ini terbilang tidak sedikit. “Total investasi yang kami siapkan untuk membangun lima PLTA ini mencapai US$ 17,6 miliar. Jika semua perizinan beres, kami optimis selesai sesuai dengan target yang sudah direncanakan,” tandas Khaerony kepada Edy Suherli, Savic Rabos dan Rifai dari VOI yang menemuinya di Kantor PT. Kayan Hydro Energy di The East Building, Mega Kuningan, Jakarta Pusat belum lama berselang. Inilah petikan wawancara selengkapnya.
Bagaimana awalnya KHE tertarik untuk membangun PLTA di Sungai Kayan, kapan mulai perencanaan, studi kelayakan, pengurusan Amdal (analisa dampak lingkungan) dan pengurusan perizinan lainnya?
Kenapa kami tertarik untuk membangun PLTA di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara ini, karena kami telah melakukan kajian secara teknik, sosial, ekonomi sejak tahun 2010. Kami sudah melakukan kajian detail tentang potensi maupun sumber dayanya dan sumber daya sosial masyarakat di daerah Sungai Kayan. Sungai Kayan ini adalah sungai yang sangat bagus untuk dilakukan pembendungan agar menjadi sumber daya air yang bisa dimanfaatkan oleh umum.
Karakteristik Sungai Kayan ini sangat bagus, sungainya deras dan potensi riamnya banyak. Kanan dan kiri sungai ada bukit-bukit. Jadi cukup bagus kalau dibuat bendungan untuk PLTA. Izin-izin sudah kita peroleh. Kita urus mulai dari lokasi sampai izin konstruksi yang dikeluarkan oleh kementerian PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Untuk mengurus perizinan itu proses perizinannya cukup panjang dan melelahkan. Proses izin itu, ada sekitar 24 izin yang harus dilakukan dan harus didapat dan itu tidak bisa dilakukan berbarengan. Tetapi harus selesai satu baru ke tingkat berikutnya dan ke tingkat selanjutnya sampai selesai.
Bagaimana dengan Amdal untuk proyek PLTA Kayan ini?
Untuk Amdal kita sudah lakukan kajian secara lingkungan (teknis lingkungan), maupun sosial ekonominya, juga sudah kita lakukan dan sudah selesai. Dan kita sudah mendapatkan izin lingkungan dari Bupati Kabupaten Bulungan, maupun dari Gubernur Provinsi Kalimantan Utara, itu juga sudah kita peroleh cukup lama.
Kalau begitu untuk perizinan apa lagi yang belum selesai?
Sebenarnya ini sudah selesai karena PLTA Kayan ini ada 5 bendungan, izin untuk PLTA Kayan satu ini IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan)-nya sudah selesai, sudah keluar. Izin untuk Kayan 2, 3, 4 dan 5 masih tertahan di Kementerian BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Kurang lebih begitu. Tetapi secara persyaratan dan kewajiban kami sudah melakukan dan sudah melengkapinya. Sudah terpenuhi semua bahkan sudah diaudit oleh Kementerian Kehutanan.
Apa yang membuat izin PLTA Kayan 2, 3, 4 dan 5 itu tidak dikeluarkan oleh Kementerian BKPM, apakah mereka memberi tahu kurangnya apa?
Kami sudah bersurat dan komunikasi juga dengan Kementerian Kehutanan, pada prinsipnya (persyaratan) itu sudah terpenuhi, tidak ada kata untuk ditolak atau tidak diterbitkan izin. Karena prosesnya itu sudah memenuhi persyaratan dan kewajiban. Tinggal menunggu waktunya saja sebenarnya.
Dan mengurus perizinan di negeri ini itu memang penuh tantangan karena proses perizinan perizinan ini yang masih cukup banyak. Sebenarnya dengan adanya UU Omnibus Law Cipta Kerja, kami sangat optimis untuk percepatan perizinan. Tetapi kami masih harus menunggu, sampai sekarang belum bisa terbit untuk PLTA Kayan 2 sampai 5.
Apakah KHE sudah bisa melakukan pembangunan dengan keluarnya izin untuk PLTA Kayan 1?
Kami sudah melakukan kegiatan pra konstruksi cukup lama. Memang kemarin sempat terdampak karena adanya pandemi. Tenaga ahli kita nggak bisa datang ke Indonesia. PT Kayan Hydro Energy sudah melakukan kegiatan pra konstruksi secara mandiri, seperti persiapan pembuatan badan jalan, kami sudah mulai kerjakan. Terus untuk pembuatan gudang bahan peledak kami sudah kerjakan juga. Kami harapkan di 2 bulan ke depan sudah terbit izin untuk pembelian bahan peledak dan pemanfaatan bahan peledak. Jadi Februari kami sudah bisa melakukan peledakan batu menuju ke titik bendungan. Jadi banyak hal yang sudah dilakukan KHE selama sepuluh tahun belakangan. Kami tidak diam saja, sembari menunggu semua izin keluar.
Jika izin PLTA Kayan 1 sampai 5 semua keluar, estimasi Anda berapa lama untuk pembangunan proyek ini?
Satu bendungan itu dikerjakan kurang lebih 4 sampai 5 tahun, tahun ke-5 nya sudah COD (commercial operation date). Jadi kalau kami mulai pembangunan PLTA Kayan satu itu 2022 awal kemungkinan COD-nya 2025. Begitu juga untuk Kayan 2, dikerjakan hampir berbarengan dengan Kayan satu (berkesinambungan). Jadi setelah Kayan satu konstruksi awal tahun kedua itu Kayan dua sudah mulai konstruksi. Terus Kayan 3 juga mengikuti. Kayan 3 dan 4 berbarengan. Jadi untuk Kayan 1 sampai 5 diperkirakan selesai di tahun 2034 – 2035.
Berapa besar investasi yang disiapkan KHE untuk pembangunan 5 PLTA di Sungai Kayan ini?
Total investasi yang kami siapkan untuk membangun lima PLTA Sungai Kayan ini mencapai US$ 17,6 miliar. Jika semua perizinan beres, kami optimis selesai sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Sekarang kami tinggal menunggu izin PLTA 2 sampai 5 keluar dari Kementerian BKPM.
Presiden Jokowi menegaskan ke depan harus berorientasi pada green economy dan green energy, apa arti penting KHE dengan PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan ini untuk perwujudan visi Presiden itu?
Sebenarnya konsep green energy dan green industry ini sudah cukup lama kami memikirkannya. Untuk membangun suatu konsep yang terintegrasi dengan green industry dan green ekonomi dan kami sudah siapkan lokasi di Kawasan Industri Tanah Kuning yang akan menyerap energi; green energy dari PLTA Sungai Kayan. Untuk kawasan industri Tanah Kuning ini ada satu grup dari kami PT ISI (Indonesia Strategis Industri) yang itu juga sudah mendapatkan izin untuk menjadi pengelola kawasan industri di Tanah Kuning. Dan PT PII (Pelabuhan Internasional Indonesia) yang mengelola pelabuhan yang tak jauh dari kawasan industri Tanah Kuning juga sudah mendapatkan izin.
Berapa jauh jarak PLTA Kayan ke kawasan industri Tanah Kuning?
Jaraknya kurang lebih 120 km, itu juga kita sudah prepare, sudah kita siap untuk jaringan transmisinya dari pembangkit sampai distribusi kawasan Industri Tanah Kuning.
Kalau listrik yang dihasilkan tak terserap oleh Kawasan Industri, disebar ke mana listrik yang dihasilkan PLTA Kayan ini?
Kawasan industri ini cukup besar, sudah ada beberapa tenant yang akan bekerjasama. PT ISI telah melakukan MoU dengan berbagai tenant yang akan masuk di dalam kawasan industri hijau PT ISI; antara lain PT Nickel Industri Indonesia, PT Prime Steel Indonesia, PT General Battery Indonesia, PT First Hydrogenics Indonesia, PT Green Ammonia Indonesia, PT Indonesia Emobil Industri dan Joint Venture Co. (yang diinvestasikan oleh Shandong Xinhai Technology Co. ltd). Tenant-tenant tersebut juga sudah mendapat izin usaha industri oleh Kementerian Perindustrian. Selain itu ada beberapa tenant lain yang akan bergabung di kawasan industri yang dikelola PT ISI. Listrik yang dibutuhkan cukup besar, dan listrik yang dihasilkan PLTA Kayan 1-5 bisa terserap di sini.
BACA JUGA:
Selain PLTA, kabarnya akan ada juga PLTS apung di genangan bendungan Sungai Kayan?
Kita akan bangun PLTS apung di daerah genangan dari PLTA Kayan. Ini adalah kombinasi antara tenaga surya dengan air.
Selain PLTA dan PLTS ini apa lagi yang dikombinasikan?
Kita sudah siapkan budidaya ikan, itu ada konsep sosialnya. Memang kita juga sudah rencanakan untuk di daerah genangan itu nantinya mungkin kita akan memberi pelatihan ke kelompok-kelompok tani di daerah tergenang dan sekitar PLTA untuk budidaya ikan dalam keramba. Selain itu akan dikembangkan juga eco-wisata di area PLTA Kayan ini.
Apakah masyarakat sekitar PLTA Kayan sudah mengetahui beraneka manfaat ini?
Secara langsung saya sudah sosialisasikan ini ke masyarakat Desa, dan Kecamatan di lokasi PLTA. Tanggapan mereka amat positif dengan pembangunan PLTA dan aneka manfaat yang ditumbulkan.
Untuk pembebasan lahan di Kawasan Industri Tanah Kuning apakah sudah selesai semua?
Kami sudah membebaskan tanah sekitar 2500 hektar lebih. Proses pembebasan lahan akan terus berlangsung untuk digunakan oleh PT ISI. Kami harapkan tiap bulan itu ada penambahan-penambahan lagi. Kawasan Industri ini juga terhubung dengan pelabuhan yang dikelolah PT PII (Pelabuhan Internasional Indonesia). PT PII sekarang sudah membuat visibility study bahkan sudah mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan dan Kelautan. Pelabuhan ini nantinya akan ekspor dari hasil produksi di Kawasan Industri Tanah Kuning. Kita merencanakan sampai kedalaman 24 DWT, jadi kapal-kapal besar dari Cina dan negara-negara lain bisa masuk.
Apa harapan Anda pada pemerintah untuk penyelesaian perizinan dan hal lain yang dibutuhkan buat PLTA dan Kawasan Industri Tanah Kuning?
Yang kita tunggu-tunggu adalah izin PLTA Kayan 2-5, semoga bisa segera dikeluarkan. Soalnya persyaratan sudah dipenuhi semua. Kalau masih ada yang belum bisa diinformasikan kepada kita agar bisa dipenuhi. Dan kita menyimak pernyataan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu kalau soal perizinan ini mustinya cepat diselesaikan. Kalau seperti ini berarti aparat yang ada di bawah presiden berseberangan dengan kebijakan soal perizinan yang mudah dan cepat.
Khaerony, Padukan Antara Rekreasi dan Pekerjaan
Kalau bisa memadukan satu aktivitas dengan aktivitas lain mengapa tidak? Itu yang dilakukan Khaerony, Direktur Operasional PT. Kayan Hydro Energy. Di tengah kesibukannya yang menggunung di kantor, dia memang sulit mencari waktu untuk sekadar refreshing dengan melakoni travelling bersama keluarga. “Karena saya hobi kerja, aktivitas travelling-nya bagi saya ke proyek- proyek perusahaan,” tukasnya. Kok bisa begitu?
Terpisah jarak antara Khaerony dan keluarga --dirinya di Jakarta dan istri serta anak-anak berada di Samarinda, Kalimantan Timur— memang punya sisi plus dan minus masing-masing. Plusnya dia benar-benar fokus dengan urusan pekerjaan saat berada di ibukota. Namun minusnya dia harus kuat menahan rindu berjumpa dengan keluarga. Tapi hal itu bukan halangan baginya, karena ada solusi untuk itu.
Setiap dua pekan sekali atau kalau sedang sibuk maksimal satu bulan dia mudik ke Samarinda. “Kebetulan keluarga saya tinggal di Kalimantan, jadi saya yang di Jakarta yang harus mengalah. Setiap dua minggu sekali pulang, kadang sebulan kalau lagi sibuk banget dengan urusan kantor. Saya akan luangkan waktu untuk pulang ke rumah dan berkumpul sama keluarga,” ungkapnya.
Buat Rony—begitu dia biasa disapa—mengoptimalkan waktu bersama keluarga amat penting dilakukan. Soalnya dia memang tak seperti orang yang domisili dengan tempat kerjanya di satu kota yang sama. “Quality time untuk keluarga pada saat akhir pekan dan pada saat bertemu keluarga itu saya sangat optimalkan. Karena sudah lama tak bertemu dan menahan rindu, ketika bertemu itu rasanya senang sekali,” ungkap pria kelahiran Demak, 2 April 1981 ini.
Ternyata bukan hanya dirinya yang mengalami keadaan demikian. Anak-anak dan istri juga mengalami hal sama. “Anak-anak dan istri juga sangat senang kalau saya pulang. Jadi karena jarang ketemu, sekali ketemu rasanya girang bukan main,” lanjut Rony.
Rony akan mengoptimalkan waktu setelah bertemu keluarga dengan melakukan beragam aktivitas baik di rumah maupun di luar. “Karena lama enggak ketemu jadi quality time-nya bisa dilakukan di rumah dengan berkumpul bercengkrama bersama karena masih dalam situasi pandemi. Setelah keadaan makin melandai kita sudah bisa jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, nonton bioskop dan makan-makan di restoran. Jadi begitu saja aktivitas yang saya lakukan bersama istri dan anak-anak,” tambah bapak empat anak dari seorang istri ini.
Saat ditanya ke mana dia melakukan travelling bersama keluarga. Ternyata jawabnya ke lokasi proyek Kayan Hydro Energy di daerah Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. “Karena saya hobi kerja ya travelling dilakukan bersamaan dengan meninjau lokasi proyek. Jadi engga perlu cari-cari lokasi travelling cukup ke proyek- proyek yang berada di bawa naungan KHE. Sekalian ke proyek sekalian jalan-jalan, sekalian lihat alam, sekalian kuliner juga, pokoknya semua deh. Jadi sekali jalan dapat semuanya,” katanya sembari tertawa.
Jaga Imun
Menjaga imunitas, terutama di saat pandemi melanda, adalah pekerjaan penting yang harus dilakukan setiap orang. Khaerony sadar betul dengan kesehatan yang prima dan imunitas yang terjaga, akan membantunya melakukan beragam tugas yang ada di kantor dengan baik. Baginya menjaga keseimbangan antara bekerja, istirahat, makan yang cukup dan olahraga harus dilakukan.
“Harus benar-benar dijaga antara aktivitas di kantor, istirahat yang cukup dan asupan makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh. Dan satu lagi olahraga itu penting agar sehat dan imunitas meningkat. Kalau makan, tidur, kerja saja kurang lengkap. Olahraga harus dilakukan untuk melengkapi semuanya. Agar badan benar-benar sehat dan imun meningkat,” paparnya.
Untuk olahraga Rony memilih yang mudah baginya, yang biasa dilakukannya jogging, bersepeda dan golf. “Saya sebenarnya tidak pilih-pilih olahraga. Pagi biasanya saya suka jogging. Selain itu saya juga suka bersepeda. Kalau ada waktu yang agak panjang saya juga suka main golf. Biasanya di akhir pekan,” katanya.
Dalam berolahraga, karena tidak terlalu maniak, dia tidak punya target tertentu yang harus dicapai. “Kalau saya yang penting badan sehat dan bugar, otot-otot elastis dan satu lagi musti berkeringat. Jadi engga ada target harus mencapai ini atau itu saat berolahraga,” lanjutnya.
Untuk urusan makanan, Rony lebih enjoy dengan masakan lokal daripada masakan Barat. “Saya suka kuliner daerah, seperti soto Kudus, dan aneka soto dari berbagai daerah lainnya. Soalnya setiap daerah punya soto yang punya kekhasan sendiri-sendiri, baik dari isian maupun kuahnya. Kan ada yang kuahnya bening seperti soto Kudus, ada yang menggunakan santan seperti soto Betawi, dan lain lain. Semua soto saya suka,” kayanya.
Hidangan lokal seperti nasi Gandul, dan nasi Gudeg juga amat disukainya. “Nasi Gandul dengan aneka lauknya, begitu juga dengan nasi Gudeg bikin kangen dan ingin lagi dan lagi. Juga dengan Garang Asem dari yang menjadi hidangan khas wilayah pantura Jawa. Kalau pas pulang ke Semarang, saya tak akan melewatkan hidangan kepala ikan manyung yang diolah dengan cara diasap sebelum digulai. Wah itu enak sekali. Saat di Jakarta saya juga beberapa kali ke restoran khas Semarang yang ada di bilangan Kelapa Gading Jakarta Utara yang menyajikan menu gulai kepala ikan manyung itu,” lanjutnya.
Selera makan Rony memang tak jauh dari hidangan nusantara yang penuh cita rasa. Bagaimana dengan hidangan a la Barat? “Ya kalau terpaksa dan tak ada lagi makanan lain apa boleh buat. Tapi kalau masih ada kuliner nusantara meski di manca negara, saya akan memilih hidangan nusantara dulu. Dalam urusan selera makan saya lokal banget deh,” tandasnya.
Sobat Ambyar
Untuk urusan seni, secara jujur Rony mengaku memang bukan sebagai pelaku, namun lebih kepada penikmat seni. “Kalau seni saya suka menikmati musik, cuma kalau disuruh bermain musik atau menyanyi, itu saya tidak begitu bisa,” akunya.
Biasanya ia mendengarkan musik untuk menemani perjalanan atau di waktu senggang. Dia akan mengisi kegiatan perjalanan dan waktu sengganya dengan menikmati musik-musik kesukaannya. Apa saja? “Saya cuka musik-musik lawas yang sekarang banyak diaransemen ulang untuk mendekatkan dengan generasi kekinian. Saya juga suka dengan musik campursari yang dipopulerkan oleh mendiang Didi Kempot dan kawan-kawan. Jadi saya ini juga termasuk Sobat Ambyar ya, hehehe,” katanya. Tembang Stasiun Balapan, Pamer Bojo, Sewu Kuto, Banyu Langit, Lanyang Kangen, Cidro, dan sederet tempang lainnya sudah menjadi song-list kalau Rony mendengarkan karya Didi Kempot.
Rony termasuk orang yang ikut bersedih saat mengetahui Didi Kempot tutup usia beberapa waktu yang lalu. Namun warisan musik campursari dengan segudang lagu-lagu pupuler Didi Kempot yang bikin suasana hati riang sampai merana alias ambyar, kini banyak menemaninya saat dalam perjalanan atau ketika sedang sendiri.
“Karya-karya Didi Kempot itu fenomenal menurut saya. Liriknya simple, tapi banyak terjadi dalam kehidupan, ada riang ada sedih, engga neko-neko. Musiknya juga enak didengar. Pokoknya racikannya pas deh. Apalagi kalau yang membawakan Didi Kempot langsung. Itu sudah jaminan enak di dengar. Sayang dia harus pergi keninggalkan semua Sobat Ambyar untuk selamanya,” lanjutnya.
Meski Didi Kempot telah tiada, namun karyanya tetap abadi bagi Rony. Apalagi kini banyak musisi muda yang meneruskan jejak sang maestro campursari itu. Ternyata ia juga mengapresiasi karya-karya musisi muda juniornya Didi Kempot. “Sekarang banyak penyanyi-penyanyi muda potensial yang meneruskan jejak Didi Kempot dalam melantunkan tembang campursari. Seperti Denny Caknan dan Dory Harsa, saya suka dengan lagu-lagu mereka,” lanjutnya.
Memang bagi Khaerony seni bukan yang utama dalam hidupnya. Namun seni itu baginya penting untuk mewarnai hidupnya. Menjalani hari-hari sebagai seorang professional di Jakarta, dan seorang ayah empat anak dari istrinya yang berdomisili di Kalimantan. Seni membuat hidupnya lebih indah. Karena itulah sebagai penikmat seni ia amat berterima kasih kepada para seniman, musisi yang sudah berkarya dan membuat senang banyak orang termasuk dirinya melalui musik.
“Total investasi yang kami siapkan untuk membangun lima PLTA Sungai Kayan ini mencapai US$ 17,6 miliar. Jika semua perizinan beres, kami optimis selesai sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Sekarang kami tinggal menunggu izin PLTA 2 sampai 5 keluar dari Kementerian BKPM,”