Bagikan:

DENPASAR - Mungkin Anda masih ingat viral beberapa bulan lalu. Ada turis asing alias bule di Bali mengeluhkan cara berjualan pedagang di Pantai Kuta, Kabupaten Badung. Terkesan memaksa menjajakan barang dagangan bikin wisatawan domestik termasuk para bule yang berkunjung di Bali tak nyaman.

Tapi video yang baru viral awal pekan ini, bisa jadi menghapus ‘stigma’ soal pedagang di Bali. Ramah, siap membantu, pesan yang bisa dipetik dari video viral bule di Bali dengan ibu pedagang.

Bu Oka. Dia yang menunjukkan keramahan wajah Bali sebenarnya. Dalam video viral, Bu Oka dengan tulus membantu turis asing pria yang mengaku alias berpura-pura sedang terkilir kakinya.

Percakapannya seperti ini:

Bu Oka:  Ada yang bisa saya bantu ?

Bule pria: Ya, Sepertinya pergelangan kaki saya terkilir

Bu Oka: Hati-hati

Bule pria: Terima kasih banyak

Bu Oka: Ya ampun.. Kamu mau duduk?

Bule pria: Nama ibu siapa?

Bu Oka: Nama saya Oka. Di mana permasalahannya?

Bule pria : Saya memutar pergelangan kakiku. Aku tidak punya uang saat ini

Bu Oka: Kamu mau dibantu ?Tidak apa saya akan membantumu. (Bertanya) hari ini.. kecelakaannya?

Bule pria: Ya, terima kasih..

Bu Oka: Apakah kamu mau minum?

Bule pria: Sebelumnya saya bilang, saya tidak punya uang

Bu Oka: Jika kamu mau minum.. Terserah padamu, tidak apa-apa

Bule pria : Kamu yakin ?

Bu Oka. Iya (mengambil air) Apakah air ini tidak apa ?

Bule pria: Bisakah aku memberitahumu sesuatu?

Bu Oka: Ya ?

Bule pria: pergelangan kaki ku (sambil berdiri, melompat kecil memastikan tak ada masalah dengan kakinya)

Bu Oka: Wow.. beruntungnya..

Bule pria: Sudah membaik.. Aku punya 5 juta rupiah untukmu..

Bu Oka: Ya ampun (berbicara Bahasa Bali)

Bule pria: Karena kamu sudah membantuku.. ini untukmu

Bu Oka: Terima kasih

Bule pria: tidak, aku yang berterima kasih. Aku menyayangimu

Bu Oka: Aku menangis tapi tidak sedih.. aku sangat senang.. membantumu..

VOI hingga malam ini masih mencoba menghubungi Kepala Dinas Pariwisata Bali terkait video viral Bu Oka yang membantu bule di Bali. 

Jangan Rusak Kebangkitan Bali Usai Pandemi Mereda

Selama periode Januari hingga Juli 2022, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, telah melayani 5.612.777 penumpang secara keseluruhan. Peningkatan jumlah penumpang ini didorong oleh aktivitas lalu lintas internasional yang kian ramai, serta bertambahnya rute internasional dan domestik.

"Selama bulan Juli, Bandara I Gusti Ngurah melayani sebanyak 1.315.200 penumpang secara keseluruhan, atau meningkat sebanyak 18 persen jika dibandingkan dengan jumlah penumpang di bulan Juni," kataGeneral Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, Jumat, 5 Agustus.

Untuk lalu lintas internasional, mencatatkan terdapat 518.620 penumpang selama bulan Juli meningkat hingga 42 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Ada 8.517 pergerakan pesawat selama bulan Juli.

"Bandara I Gusti Ngurah Rai mencatat 796.580 penumpang perjalanan udara domestik atau mengalami peningkatan sebanyak 7 persen, dibandingkan dengan bulan Juni. Sehingga jumlah keseluruhan penumpang yang dilayani pada periode Januari-Juli adalah sebanyak 5.612.777 orang. Jika, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021, terdapat persentase kenaikan hingga 220 persen, di mana pada periode tersebut kami melayani 1.756.459 penumpang," jelasnya.

Soal Ada Pedagang Memaksa di Bali yang Harus Dibina

Dulu viral video bule perempuan yang  mengeluhkan pedagang asongan di Pantai Kuta, Bali, viral di media sosial. Bule ini mengaku tak nyaman karena pedagang asongan memaksa agar barang dagangannya dibeli.

Bule itu juga mengatakan tidak akan pernah kembali lagi untuk berlibur ke Pantai Kuta dan ke Pulau Bali.

Viral video ini ditanggapi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).

"Saya sudah dengar, keluhan yang terjadi di Australia ada pemaksaan terhadap wisatawan dari penjual-penjual asongan di sana," kata Cok Ace di Denpasar, Bali, Jumat, 22 April.

"Sudah kami koordinasikan dengan Bendesa (Kepala Desa Adat) dan ini adalah tanggung jawab kita bersama di masyarakat. Kita harapkan memperhatikan kondisi sosial ini, sangat rentan sekali. Dari sebelumnya dua tahun kita kesulitan (wisatawan) sekarang begitu ada sedikit wisatawan pasti ada (peristiwa seperti itu) yang perlu kita antisipasi," imbuhnya.

Pihaknya akan intens menertibkan para pedagang asongan yang memaksa turis membeli dagagannya.

"Selalu (diterbitkan) bahkan sebelum COVID-19 pun tindakan seperti itu akan kita lakukan dan sekarang lebih intens kita lakukan," ujarnya.

Cok Ace juga mengimbau pelaku industri pariwisata ikut peduli dan memperhatikan keamanan di kawasan wisata agar turis nyaman berkunjung.