TANGERANG – Salah satu guru di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Qolam 1, Jayanti, Kabupaten Tangerang Ponpes, Ahmad Idrus angkat bicara terkait insiden meninggalnya BD (15), seorang santri di Ponpes tersebut.
Ahmad Idrus mengaku bahwa saat kejadian dirinya tidak mengetahui ada keributan antara BD dengan R (15). Sebab, kata Idrus, ia dan guru-guru lain masih bersiap-siap untuk mengajar.
"Itu kejadian jam-jam tanggung. Kita lagi siap-siap untuk mengajar, semua guru ini persiapan untuk mengajar ketika jam tersebut. Maka kami juga tidak mengetahui ada hal seperti itu," kata Ahmad Idrus saat ditemui di Ponpes Daarul Qolam 1, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Senin, 8 Agustus.
"Kita tahunya ada santri yang lapor ke kita, ada anak yang tak sadarkan diri pascaperselisihan itu," sambungnya.
Ahmad Idrus menjelaskan, insiden perkelahian itu baru pertama kali di Ponpesnya. Ia juga menduga kasus itu berawal kesalapahaman antara keduanya.
"Sebelumnya, Enggak ada. Ini murni perselesihan, sebenarnya salah paham sebetulnya. Jadi antar dua anak. Ini antar satu angkatan kelas 1 SMA. Itu spontanitas," jelasnya.
BACA JUGA:
Oleh sebab itu pihak Ponpes Daraal Qolam 1 akan memperketat pengawasan. Hal ini bertujuan untuk tidak terulangnya kasus serupa.
"Kita semaksimal mungkin untuk memperketat pengawasan di asrama, di kelas, atau disemua sisilah kira-kira begitu. Insya Allah mudah-mudahan bisa terselesaikan," ucapnya.
Dalam kesempatannya, Ahmad mengatakan proses belajar mengajar tetap berjalan.
"Kita tidak menginginkan kejadian ini terjadi. Tapi kegiatan-kegiatan kemarin pascakejadian sampai hari ini, anak-anak daril qolam tetap berjalan, KBM dan olahraga anak-anak," tutupnya.
Seorang santri berinsial BD (15) tewas, usai bekelahi dengan temannya, R (15) di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Qolam 1, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Minggu, 7 Agustus, pukul 06.25 WIB.