Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah warga RW 01, Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur mempertanyakan mengapa lokalisasi prostitusi dan perjudian di Gunung Antang belum juga ditertibkan. Padahal, jadwal pembongkaran mandiri sudah lewat, yakni 2 Agustus, lalu.

Karena itu, warga menduga adanya kepentingan dari segelintir oknum di kawasan lembah hitam itu sehingga rencana pembongkaran tak kunjung terlaksana.

Ketua RW 01 Kelurahan Rawa Bunga, Dwi Lestari mengatakan, pihaknya mewakili warga RW 01 mempertanyakan tindak lanjut pihak PT KAI yang sebelumnya berencana melakukan penertiban namun tak pernah dilakukan dengan berbagai alasan.

Dwi berharap, instansi terkait segera melakukan penertiban dalam waktu dekat.

"Kami mohon kepada bapak Gubernur, Walikota Jakarta Timur, TNI dan Polri untuk membantu permasalahan warga kami yang menolak keberadaan lokalisasi prostitusi itu," kata Dwi saat dikonfirmasi VOI, Kamis, 4 Agustus, sore.

Sepeti diketahui, PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemilik lahan memastikan bahwa masa pembongkaran mandiri bangunan liar Gunung Antang, Matraman, Jakarta Timur, sudah berakhir pada Selasa, 2 Agustus.

Namun, hingga Kamis, 4 Agustus, lokalisasi prostitusi Gunung Antang, Jakarta Timur masih tetap beroperasi. Sejumlah kafe remang-remang dan geliat prostitusi masih terus beraktivitas pada malam hari.

Meski PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah melayangkan surat pembongkaran mandiri hingga tenggat waktu Selasa, 2 Agustus, namun sampai hari ini belum ada bangunan di lokalisasi Gunung Antang yang dibongkar pemiliknya.

Menurut Dwi, dengan tidak adanya ketegasan dari PT KAI selaku pemilik lahan lokalisasi Gunung Antang, warga sekitar pun kecewa karena lambatnya penertiban. Warga menduga, dibalik lambannya PT KAI menangani Gunung Antang, ada oknum yang bermain

"Warga pastinya sangat kecewa dengan tidak adanya tindakan dari PT KAI selaku pemilik lahan. Masalah ini sudah berlarut-larut, terkesan mengulur-ulur waktu. Kejadian dari 12 Juni sampai dengan sekarang sudah 2 bulan hanya iming-iming. Sampai warga pun bertanya, ada apa dibalik Gunung Antang?," kata Dwi.

Dwi berharap PT KAI segera mengambil langkah tegas dengan melakukan pembongkaran bangunan liar di Gunung Antang yang kerap menimbulkan gangguan Kamtibmas.

"(PT KAI) Segera untuk membongkar tempat maksiat prostitusi perjudian agar lingkungan sekeliling seperti Rawa Bunga, Matraman, Palmeriam, Pisangan dan Bali Mester merasa aman dan nyaman," harapnya.

Sementara Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa membenarkan, masa pembongkaran mandiri bangunan liar di kawasan Gunung Antang sudah berakhir Selasa, 2 Agustus, kemarin.

Sebelumnya, penghuni Gunung Antang disebut setuju untuk melakukan pembongkaran mandiri saat digelar sosialisasi di aula Kantor Kecamatan Jatinegara pada Kamis, 30 Juni, lalu.

PT KAI mengaku akan kembali berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur serta aparat keamanan untuk menjadwalkan giat penertiban di kawasan Gunung Antang.

"Saat ini KAI, Pemkot dan pihak berwajib akan melakukan rapat koordinasi dan evaluasi termasuk menentukan jadwal penertiban. Nanti diinfokan kembali," katanya.