Prostitusi, Premanisme dan Sarang Judi di Gunung Antang Jatinegara Belum Juga Ditertibkan, Ini Alasannya
Bangunan liar di atas lahan PT KAI yang dijadikan sarang preman, prostitusi, dan perjudian belum juga ditertibkan/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) hingga kini belum melakukan pembongkaran terhadap lokalisasi prostitusi Gunung Antang di Jatinegara, Jakarta Timur. Diduga karena rumitnya prosedur pembongkaran yang harus melibatkan berbagai instansi pemerintahan.

"Sudah ada hasil rapat bersama kemarin, (namun) tetap mengikuti prosedur. Setelah penerbitan surat pembongkaran mandiri, (akan) dikeluarkan Surat Peringatan (SP) 1," kata Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa kepada wartawan, Kamis, 11 Agustus.

Sebelumnya, PT KAI melakukan rapat koordinasi bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur terkait tindak lanjut penertiban lokalisasi prostitusi Gunung Antang.

Rapat koordinasi bersama Pemkot Jakarta Pusat tersebut merupakan kelanjutan dari rapat sebelumnya.

"Akan dikeluarkan SP1, SP2 dan SP3," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar membenarkan adanya rapat lanjutan bersama PT KAI. Dari rapat lanjutan itu menyimpulkan hasil pelaksanaan penertiban.

"Ya, rencana sudah diputuskan dalam rapat. PT KAI akan melaksanakan penertiban tanggal 25 Agustus," tegas M. Anwar.

Namun sebelum dilaksanakan penertiban, jajaran Pemkot Jakarta Timur dan PT KAI akan kembali melaksanakan rapat teknis (pembongkaran).

"Sebelum dilaksanakan, akan ada rapat teknis. Sebelumnya, PT KAI sudah membuat SP untuk membongkar (bangunan) sendiri," ujarnya.

Kritis terhadap permukiman di Gunung Antang dikarenakan banyaknya laporan mengenai praktik prostitusi dan perjudian di atas lahan milik PT KAI tersebut. Tak Hanya itu, lokalisasi yang sudah berdiri puluhan tahun itu dikelola oleh komplotan preman.

Warga di RW 01, Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, yang lokasinya bersebelahan dengan Gunung Antang, mempertanyakan mengapa lokalisasi Gunung Antang belum juga ditertibkan. Padahal, jadwal pembongkaran mandiri sudah lewat, yakni 2 Agustus, lalu.

Karena itu, warga menduga adanya kepentingan dari segelintir oknum di kawasan lembah hitam itu sehingga rencana pembongkaran tak kunjung terlaksana.

Ketua RW 01 Kelurahan Rawa Bunga, Dwi Lestari mengatakan, pihaknya mewakili warga RW 01 mempertanyakan janji pihak PT KAI yang sebelumnya berencana melakukan penertiban, namun tak pernah dilakukan dengan berbagai alasan.

Dwi berharap, instansi terkait segera melakukan penertiban dalam waktu dekat.

"Kami mohon kepada bapak Gubernur, Walikota Jakarta Timur, TNI dan Polri untuk membantu permasalahan warga kami yang menolak keberadaan lokalisasi prostitusi itu," kata Dwi saat dikonfirmasi VOI, Kamis, 4 Agustus, sore.

Meski PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah melayangkan surat pembongkaran mandiri hingga tenggat waktu Selasa, 2 Agustus, namun sampai hari ini belum ada bangunan di lokalisasi Gunung Antang yang dibongkar.

Menurut Dwi, dengan tidak adanya ketegasan dari PT KAI selaku pemilik lahan lokalisasi Gunung Antang, warga sekitar pun kecewa karena lambatnya penertiban. Warga menduga, dibalik lambannya PT KAI menangani Gunung Antang, ada oknum yang bermain.

"Warga pastinya sangat kecewa dengan tidak adanya tindakan dari PT KAI selaku pemilik lahan. Masalah ini sudah berlarut-larut, terkesan mengulur-ulur waktu. Kejadian dari 12 Juni sampai dengan sekarang sudah 2 bulan hanya iming-iming. Sampai warga pun bertanya, ada apa dibalik Gunung Antang?," kata Dwi.