Bagikan:

JAKARTA – Satpol PP Jakarta Timur mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan PT KAI sebelum melakukan penertiban bedeng-bedeng yang ada di lokalisasi Gunung Antang, Matraman, Jakarta Timur.

"Kita akan koordinasikan dengan semua stakeholder terutama pihak PT KAI. Karena area berada dalam pengendali mereka (PT KAI)," kata Kasatpol PP Jakarta Timur Budi Novian saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 15 Juni.

Dikonfirmasi VOI terpisah, Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengakui bahwa beberapa tahun lalu, pihak PT KAI pernah melakukan penertiban (di lokalisasi Gunung Antang) ketika proses pembangunan elevated track (jalur yang ditinggikan) di Stasiun Matraman.

"(pernah ditertibkan) Waktu mau pembangunan elevated track Stasiun Matraman bersama Satker DJKA beberapa tahun lalu," kata Eva kepada VOI.

Meski sudah ditertibkan beberapa tahun lalu, namun bangunan liar bisnis lokalisasi itu kembali berdiri dan menggeliat hingga saat ini.

Namun dalam waktu dekat, PT KAI akan melakukan penertiban kembali terhadap lokalisasi Gunung Antang di Jakarta Timur.

"Penertiban akan dilakukan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, warga meminta kepada pemerintah dan aparat agar menutup lokalisasi Gunung Antang, Matraman, imbas penyerangan yang terjadi di Jalan Kemuning, RT 005 RW 001, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Ketua RW 001 Rawa Bunga Dwi Lestari mengatakan, warga mengungkapkan keinginan itu melakukan mediasi dengan pihak Gunung Antang di Mapolres Jakarta Timur, Senin, 13 Juni, kemarin.

"Permintaan dari warga minta tutup lokalisasi prostitusi dan perjudian di Gunung Antang. Itu permintaan warga, segera ditutup," kata Dwi saat dihubungi, Selasa, 14 Juni.

Dwi menyebutkan, tidak hanya warga Rawa Bunga yang keberatan dengan lokalisasi Gunung Antang, melainkan warga Kayu Manis dan Pisangan juga. Sebab, permukiman warga itu berdekatan dengan lokalisasi tersebut.

"Karena kami sudah bicara terkait warga Kayu Manis dan Pisangan (Baru) yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Antang," tutur Dwi.

Dwi pun menjelaskan, warga banyak yang bertanya terkait keberadaan lokalisasi Gunung Antang yang masih beroperasi sampai saat ini. Dirinya pun meminta pihak terkait segera mengambil langkah tegas dengan menutup lokalisasi prostitusi itu.

"Karena warga banyak bertanya, ada apa lokalisasi tersebut tidak dapat ditutup? Sementara lokalisasi yang lain dapat ditutup. Itu semua (Kalijodo) bisa ditutup kenapa Gunung Antang tidak bisa ditutup?," tanyanya dengan heran.