Bagikan:

JAKARTA – Menyikapi maraknya tawuran antar pelajar di Jakarta Pusat, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk melakukan pencegahan dengan cara patroli bersama.

Kepala Suku Dinas Pendidikan II Jakarta Pusat, Uripasih mengatakan, pihaknya akan terus melakukan patroli dengan pihak sekolah dan kepolisian untuk mencegah tawuran pelajar yang sering terjadi.

"Kalau antisipasi kita juga berkomunikasi dengan pihak polsek-polsek dan para guru yang piket untuk berpatroli di titik rawan tawuran," kata Uripasih saat dikonfirmasi, Selasa, 2 Agustus.

Uripasih juga mengatakan bahwa tawuran pelajar terjadi pada saat jam sekolah selesai atau jam pulang sekolah.

Selain itu, katanya, ketika para pelajar pulang sekolah tanggungjawab tersebut tidak lagi menjadi tanggung jawab dari pihak sekolah.

"Biasanya tawuran pelajar terjadi pada pulang sekolah yah, sore yah," ujarnya.

Uripasih mengaku akan terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agara tawuran antar pelajar yang kerap memakan korban jiwa, tidak terjadi kembali.

Tak hanya itu, Uripasih juga mengimbau kepada para orang tua agar memperhatikan anak-anaknya ketika pulang dari sekolah agar tetap belajar serta beraktivitas dirumah masing-masing.

Sebelumnya diberitakan, kejadian tawuran antar pelajar sekolah itu terjadi di depan asrama Yon Bekang, Jalan Letjend Suprapto, Kelurahan Bungur, Jakarta Pusat.

Seorang pelajar berinisial NR (17) mengalami luka robek akibat tebasan senjata tajam di bagian tangan. NR dibacok senjata tajam oleh kelompok lawan saat melakukan aksi tawuran. Akibat bacokan senjata tajam itu, tangan korban nyaris terputus.

Kanit Reskrim Polsek Senen AKP Ganang Agung mengatakan, pihaknya telah mengamankan empat pelajar yang terlibat dal aksi tawuran.

"Kita amankan EH (16), OR (16), AA (16) dan YD (16). Semua pelajar itu kelas 2 SMA," kata AKP Ganang saat dikonfirmasi, Sabtu, 30 Juli.