Ternyata Korban Tewas Dianiaya Bapak dan Anak di Kramat Jati Sudah Bukan Wartawan, Tapi Juru Parkir
Barang bukti kayu ballok yang digunakan untuk memukul korban hingga tewas/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Dari hasil pemeriksaan Polsek Kramat Jati, Firdaus Parlindungan (45) yang tewas akibat dikeroyok hingga tewas di Jalan Mayjen Sutoyo, Kramat Jati, Jakarta Timur, bukan lagi wartawan aktif. Menurut kepolisian, korban hanya memiliki kartu identitas salah satu media online asal Papua yang sudah tidak aktif sejak beberapa tahun lalu.

Kapolsek Kramat Jati, Kompol Tuti Aini menjelaskan, sehari-hari korban bekerja sebagai juru parkir di sekitar rumahnya.

"Setelah dia kesini, kerjaannya itu tadi, tukang parkir. Mungkin sambil cari kerja (jadi jukir di Jakarta)," ujar Kompol Tuti kepada VOI, Senin, 1 Agustus.

Memang, sambung Kapolsek, awalnya korban bekerja sebagai wartawan di Papua namun ketika ke rumah kakaknya di kawasan Cililitan dia tidak sebagai wartawan.

"Pekerjaan aslinya ada tulisan itu tadi, wartawan. Kalau menurut kartunya (korban) wartawan, dia punya kartu wartawan di Sorong, Papua," paparnya.

Sementara terkait kasus kematian korban yang dikeroyok oleh tersangka bapak dan anak berinisial AE dan MRS, tidak ada keterkaitan dengan masalah pemberitaan yang dilakukan oleh korban.

"Enggak ada sama sekali (terkait pemberitaan). Engga ada sama sekali hubungan dia wartawan (dengan kejadian)," ujarnya.

Sementara saat diinterogasi polisi, tersangka AE yang ditangkap petugas gabungan, mengaku nekat menghabisi nyawa Firdaus karena membela sang anak, MRS.

"Yang jelas, saya kesana (ke rumah korban) minta penjelasan. Kenapa anak saya dipukulin," kata AE kepada polisi, Senin, 1 Agustus.

Selain itu, dari keterangan tersangka MRS (anak AE), dirinya kesal lantaran ditegur oleh korban karena buang air kecil di halaman rumah korban.

"Temen saya lagi kencing, tapi yang ditegur saya. Saya bilang anaknya ini (AE). Terus katanya panggil 'ayah lo sekalian'," ucap MRS.