JAKARTA - Tokoh pemuda Tanah Abang, Heru Nuryaman menyoroti tren Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan Dukuh Atas, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang terus menuai kontroversi dari berbagai kalangan.
Terlebih, maraknya remaja pria berpakaian wanita yang ikut pentas di ajang fashion show jalanan itu membuat warga Tanah Abang geram.
"Iya betul (warga Tenabang) menolak. Ya (menolak LGBT)," ujar Heru Nuryaman saat dikonfirmasi VOI, Jumat, 29 Juli.
Bahkan dikatakan Hery, warga Tanah Abang (Tenabang) sudah sepakat untuk menolak segala bentuk kegiatan yang disinyalir telah menyimpang dari tatanan budaya masyarakat Tanah Abang.
"Jadi menolak hal - hal yang dilakukan di sana yang sifatnya menyimpang, baik dari norma budaya, adat istiadat maupun agama," tegasnya.
Ratusan orang yang tergabung dari berbagai elemen masyarakat, ormas, tokoh pemuda, warga dan lainnya juga telah menggelar pertemuan pada kegiatan Rukun Guyub Tenabang Kawasan Kebon Melati, Tanah Abang.
BACA JUGA:
"Ormas se-Tanah Abang melakukan pernyataan sikap, jadi intinya menolak kegiatan yang ada di SCBD yang menyimpang. Kita bukan menolak ruang terbukanya, kita bukan menolak berekspresinya, bukan kesitu. Tapi adanya perilaku yang menyimpang di sana," katanya.
Heru menjelaskan, penolakan keras yang dilakukan warga Tenabang lantaran kegiatan fashion show sudah melampaui batas aturan yang ada.
"Yang vulgar itu karena itu ruang terbuka, jadi harus ada batasan - batasan disitu," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, fashion show di kawasan Dukuh Atas mulai dikeluhkan warga Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Warga meminta aparat terkait segera membubarkan ajang CFW itu secara permanen.
Rustiati, warga RW 05 mengatakan dirinya sangat terganggu akibat adanya fashion show. Pasalnya, kegiatan itu berdampak mengundang banyak orang, mulai dari anak kecil, remaja hingga orang tua.
"Warga di sini sudah gerah melihat hal itu, kita minta itu dibubarkan atau dihentikan secara permanen," harapnya saat ditanya wartawan, Rabu, 27 Juli.
Rustiati juga miris melihat pria berpakaian wanita di kawasan Dukuh Atas yang semakin banyak. Keberadaan mereka sangat dikhawatirkan bisa merusak anak - anak kecil di wilayah Kebon Melati.