Serukan Penolakan LGBT di Citayam Fashion Week, Tokoh Pemuda Tenabang: Jangan Kebablasan
Orasi Tokoh Tanah Abang (Foto: Rizky Sulistio)

Bagikan:

JAKARTA - Pemandangan berbeda terlihat pada penyambutan tahun baru Islam 1 Muharram di Jalan Tanjung Karang, Kawasan Dukuh Atas, Tanah Abang pada Jumat, 29 Juli, malam.

Dalam pantauan VOI ratusan warga dari berbagai usia melintasi kawasan Citayam Fashion Week (CFW) sambil membawa api obor menyerukan penolakan keras terhadap keberadaan LGBT di area ruang terbuka (ruang publik) karena akan berdampak negatif terhadap masyarakat khususnya warga Tanah Abang.

Ratusan warga yang menggelar pawai obor nampak membawa spanduk dan papan tulisan yang berisi pesan moral "Selamat tahun baru Islam 1444 H, bubarkan LGBT di CFW".

Didalam pawai obor tersebut juga terdengar suara "Kreativitas yes, LGBT no," terdengar ucapan itu dari pengeras suara.

Heru Nuryaman tokoh Tanah Abang mengatakan selain adanya pawai obor, pihaknya juga memberikan pesan moral khususnya di kawasan Dukuh Atas. Para warga yang ada di Dukuh Atas diminta untuk menjaga norma-norma.

"Jangan sampe melanggar norma yang agama, budaya, adat dan tradisi. Kita tidak melarang kegiatan di sini tapi jangan sampai kebablasan," ucap Heru.

Sambung Heru, warga Tanah Abang menolak keras adanya aktifitas LGBT di kawasan Dukuh Atas. Kreativitas yang terjadi di sini juga disebut justru menjadi pertemuan para LGBT.

"Jadi kreasi silahkan berkreasi, jangan kebablasan. Tapi ini sepertinya sudah seperti ajang pertemuan LGBT," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, pemanfaatan ruang publik atau ruang interaksi warga di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat makin digandrungi kawula muda.

Kawasan ini menjadi viral di media sosial setelah dipenuhi oleh sejumlah remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok).

Mereka datang ke kawasan tersebut untuk beragam kepentingan dan aktivitas. Bahkan banyak yang membuat berbagai konten media sosial di area terbuka itu.

Namun seiring bergulirnya waktu, ajang pentas kreatifitas remaja Citayam Fashion Week (CFW), mulai menampilkan busana tak wajar. Saat ini, marak anak remaja pria di bawah umur yang mengenakan pakaian wanita dan menggunakan zebra cross sebagai catwalk fashion.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyatakan, pihaknya khawatir dengan pergaulan anak remaja SCBD di kawasan Dukuh Atas yang mulai berperilaku menyimpang.

Adanya kebebasan berekspresi termasuk hal-hal negatif dikawatirkan akan terserap oleh para remaja yang berada di kawasan tersebut. Apalagi para remaja di bawah umur itu berada di ruang publik tanpa ada bimbingan dan pengawasan dari orang tua mereka.

"Itu juga yang menjadi kekhawatiran kita, ada anak-anak kita di bawah umur, SMP pria menggunakan menggunakan pakaian wanita. Ini kita hindari, mereka menggunakan pakaian wanita dengan bangganya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza kepada wartawan di lokasi, Sabtu, 23 Juli, malam.

Riza berjanji bahwa Pemprov DKI segera melakukan pembinaan, bimbingan dan edukasi secara persuasif kepada anak-anak remaja di kawasan Dukuh Atas.

"Ini mudah-mudahan secara bertahap kita akan lakukan pembinaan, bimbingan, edukasi secara persuasif agar anak-anak ini terjaga," ujarnya.

Pemprov DKI juga akan mengantisipasi adanya gejala perilaku penyimpangan seksual di ruang publik.

"Dari pergaulan bebas, yang tidak baik, dari potensi gejala LGBT kita hindari segera, akan kita atasi," tegasnya.