Bagikan:

JAKARTA - Komnas HAM masih membutuhkan sekitar 20 persen bahan dari sisi digital dan siber untuk membuka sisi terang di balik kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di Duren Tiga, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Pada agenda hari ini, Komnas HAM telah memperoleh data yang cukup banyak dari Tim Siber Labfor Bareskrim Polri. Salah satunya mengenai rekam perjalanan Brigadir J dan rombongan dari Magelang menuju Jakarta.  

"Tinggal ini ya sekitar tinggal 20 lagi lagi lah yang memang kami butuhkan untuk memperkuat sisi-sisi terangnya peristiwa," jelas Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Kantornya, Jakarta, Rabu, 27 Juli. 

Dalam pertemuan dengan Tim Siber-Forensik Polri, Anam menyebutkan pihaknya melihat secara detail 20 video CCTV yang diambil di 27 titik perjalanan Magelang-Jakarta. 

Hasilnya, semua percakapan, lokasi pemberhentian, pakaian yang digunakan oleh rombongan dapat diketahui. Sampai tiba di Duren Tiga, Jakarta Selatan, menurut Anam, Brigadir J masih hidup.

"Kalau lihat dari segi video salah satu yang paling penting ya video dari Magelang sampai Duren Tiga itu apa yang terjadi, berhentinya di mana, pakaiannya apa, terlihat di situ," terang Anam. 

 

Bahkan, sambung Anam, untuk proses PCR semuanya terekam dengan baik. "Termasuk misalnya apakah di video itu ada prosesi PCR? Ada! Proses PCR dalam video itu dengan ada jamnya, ada prosesi PCR di situ. Siapa saja yang di PCR? Semua termasuk almarhum Joshua," terang dia.