Bagikan:

JAKARTA - Komnas HAM kembali menjadwalkan pemeriksaan digital forensik dan siber yang meliputi CCTV dan ponsel milik Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J dan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada pekan depan. 

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, pihaknya masih perlu mengambil keterangan lagi dari Direktorat Siber Polri untuk mencari titik terang dalam kasus kematian Brigadir J. Anam menuturkan, prosesnya masih sekitar 20 persen lagi untuk menguatkan bukti-bukti peristiwa ini.

Awalnya, Anam menjelaskan saat ini Komnas HAM masih memeriksa secara digital terhadap HP dan video CCTV dari Magelang hingga Duren Tiga.

"Sedang dilakukan proses secara digital untuk HP dan beberapa yang berhubungan dengan CCTV. Di samping kami dikasih video yang sangat banyak, tapi masih ada satu proses yang memang secara teknologi dan secara mekanisme yang ada di puslabfor memang butuh waktu," ujar Anam dalam jumpa pers, Rabu, 27 Juli. 

Karena itu, Anam mengatakan, pengambilan keterangan digital tersebut akan dilanjutkan minggu depan. Sebab masih ada 20 persen lagi yang dibutuhkan untuk memperkuat sisi terangnya peristiwa ini.

"Tadi kami sepakati mekanisme pengambilan keterangan digital dan siber ini kami akan lanjutkan minggu depan. Ini sekitar tinggal 20 persen lagi yang kami butuhkan untuk memperkuat sisi sisi terangnya peristiwa," katanya.

Meski begitu, Anam menegaskan, salah satu yang penting adalah video sepanjang perjalanan dari Magelang hingga Duren Tiga atau lokasi rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, hingga RS Kramat Jati. Pasalnya, dalam video tersebut diperlihatkan Brigadir Joshua masih hidup.

"Salah satu yang paling penting ya video yang terjadi dari Magelang sampai Duren Tiga itu apa yang terjadi  Di area Duren Tiga video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu terus ada rombongan baru pulang dari Magelang dan di situ terlihat ada Bu Putri, ada Yosua, almarhum Yosua (Brigadir J) masih hidup dia sampai di Duren Tiga dia masih hidup, terus ada rombongan lain dalam kondisi hidup dan sehat tidak kurang dari satu apa pun," jelas Anam