Bagikan:

JAKARTA - Kegiatan Citayam Fashion Week semakin diminati oleh masyarakat. Ajang tampil gaya remaja "SCBD" (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat ini kerap menimbulkan kerumunan.

Satu hal yang dikhawatirkan dari kondisi ini adalah penularan COVID-19. Terlebih pula, banyak dari pengunjung yang berkerumun dan tidak mengenakan masker.

Ahli epidemiologi dari Griffith Universty Australia, Dicky Budiman menyatakan, kegiatan Citayam Fashion Week berpotensi meningkatkan kasus COVID-19. Mengingat, saat ini kasus di berbagai negara tengah meningkat.

"Meskipun (Citayam Fashion Week) ini dilakukan di area terbuka, tapi dengan kemampuan varian Omicron BA.5 yang efeknya begitu menular dan di saat gelombang kasus keempat belum mencapai puncak, ini berpotensi meningkatkan kasus orang yang berisiko tinggi, yang rawan akan dirawat di rumah sakit," kata Dicky kepada VOI, Selasa, 26 Juli.

Dicky pun meminta Satgas COVID-19 di tingkat daerah, dalam hal ini Pemprov DKI untuk melakukan upaya meminimalisir penularan virus corona.

Upaya tersebut dengan memastikan semua pengunjung, baik remaja "SCBD" maupun masyarakat umum sudah divaksinasi dosis ketiga (booster), serta memastikan penggunaan masker khsusunya di titik kerumunan.

"Ketika kerumunan itu diadakan, pastikan oleh pemerintah daerah setempat para pelaku kerumunan yang hadir di situ sudah divaksinasi booster dan memakai masker, menerapkan protokol kesehatan. ini yang harus dilakukan," ujar Dicky.

Meskipun tidak bisa dipastikan terhindar dari virus, lanjut Dicky, setidaknya hal ini meminimalisir penularan COVID-19 antarpengunjung.

"Memang pasti akan ada yang terinfeksi dan mayoritas umumnya bergejala ringan. Tapi ingat, anak-anak muda ini membawa virus pada keluarganya yang rawan seperti orang tua dan kakek neneknya. Ini yang harus diwaspadai," imbuh dia.