Bagikan:

JAKARTA - Banyak warga Venezuela menaruh harap atas kemenangan petahana Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat (AS) tahun ini. Mengapa demikian?

Harapan warga Venezuela tersebut berkaitan dengan pengaruh kebijakan AS yang dapat menggoyang penguasa negara tersebut, Presiden Nicolas Maduro. Sebelumnya, pemerintahan Trump berjanji akan memberikan sanksi yang dapat menyebabkan penggulingan Maduro. Sebab ia dianggap sebagai penguasa yang menyebabkan ekonomi negaranya hancur dan memicu eksodus besar-besaran.

Namun strategi tersebut setelah hampir dua tahun gagal menggoyahkannya Maduro dari kekuasaan. Para kritikus mengatakan langkah-langkah tersebut telah memperburuk krisis kemanusiaan anggota OPEC yang pernah makmur dengan merusak arus kas pemerintah dan mempersulit impor barang-barang penting seperti bensin.

Meski kandidat Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, berjanji tak akan melunak terhadap Maduro, mereka percaya bahwa bikin tak akan sefrontal Trump. Warga Venezuela melihat bahwa Biden akan mengambil sikap seperti yang dilakukan mantan presiden AS Barack Obama, halus namun tidak berdampak.

Sementara itu pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido berharap AS akan terus menekan Maduro, terlepas dari apakah Trump atau Biden yang dinyatakan sebagai pemenang. Hal tersebut disampaikan oleh Tomas Guanipa, perwakilan Guaido di Kolombia. 

“Yang kami harapkan adalah kesinambungan kebijakan dari bipartisan, dari mendukung perjuangan demokrasi di Venezuela, yang mendukung pemerintahan sementara Presiden Juan Guaido, yang telah mendukung Majelis Nasional sebagai satu-satunya lembaga demokrasi yang sah,” kata Guanipa.

Sementara di jalan-jalan yang berada di timur Caracas, di mana para pekerja dengan kemeja berumbai dan masker wajah berjalan-jalan, banyak orang yakin Trump akan menang.

“Trump menang karena dia telah melawan orang-orang yang tidak tahu malu di sini di Venezuela, hingga Maduro,” kata Jose Gregorio Bastidas, seorang pekerja konstruksi. 

“Banyak orang berbicara tentang 'blokade.' Blokade ada di kartu kredit para menteri Maduro,” katanya, mengacu pada tuduhan Maduro bahwa sanksi tersebut menjadi penyebab masalah ekonomi Venezuela.

Pendukung Maduro hampir secara universal mengutuk Trump namun juga mengekspresikan skeptisisme terhadap Biden. Mereka bersikeras bahwa kebijakan AS dimaksudkan untuk merusak demokrasi di Venezuela. Mengutip Reuters, beberapa musuh Maduro yang paling vokal secara terbuka juga mengkritik sanksi AS dengan alasan bahwa hal tersebut memperburuk kondisi kehidupan tanpa menghasilkan perubahan dalam pemerintahan.

Janji Trump

Kebijakan AS terhadap Venezuela didiskusikan secara luas di saat berkampanye di Florida, khususnya di Miami-Dade County, rumah bagi komunitas Venezuela. Hal tersebut membantu Trump memenangkan kemenangan tipis di Florida. 

Sanksi terhadap pemerintah Maduro termasuk pembekuan aset dan larangan perjalanan bagi pejabat senior. Selain itu terdapat langkah-langkah membatasi ekspor minyak negara OPEC dan impor bahan bakarnya. Namun kebijakan tersebut membuat jutaan orang Venezuela mengantre panjang untuk mengisi bahan bakar kendaraannya bahkan berjuang untuk menemukan transportasi umum.

Meski serba rumit, beberapa warga Venezuela tetap merasa bahwa Trump adalah pemimpin AS pertama yang berani menghadapi Maduro. Maduro juga dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia sistematis dan upaya ekstensif untuk merusak institusi demokrasi.

"Saya ingin Trump menang karena saya pikir dialah yang paling banyak menerapkan langkah-langkah untuk memecahkan masalah di sini," kata Fernando Gonzalez, seorang analis teknologi informasi di Venezuela.