Bagikan:

JAKARTA - Narasi menarik menyeruak di seantero Amerika Serikat (AS). Dikatakan, Pilpres AS lebih menakutkan daripada Halloween. Persoalan surat dan penghitungan suara jadi penyebabnya.

Dilansir Euronews, Senin, 2 November, warga AS tengah dilanda kekhawatiran karena skema pengiriman suara lewat pos dalam pemilihan presiden. Skema itu akan berimplikasi pada penundaan berhari-hari penghitungan suara.

Rakyat AS harus menunggu lebih lama untuk mengetahui siapa presiden mereka untuk empat tahun ke depan. Skema ini awalnya dilandasi oleh pandemi COVID-19, di mana banyak warga AS menghindari pemungutan suara secara langsung.

Namun, belakangan disadari skema ini justru rentan dari kecurangan. Kubu petahana, Donald Trump termasuk yang menyatakan kekhawatiran itu.

Inkonsistensi otoritas jadi sorotan kubu Trump. Pertama, ada ketidakjelasan soal di mana surat suara akan dihitung.

Kedua adalah dinamika yang terjadi di Michigan dan Wisconsin. Awalnya pengadilan AS memutuskan batas waktu penghitungan suara adalah di hari pemilihan, 3 November.

Namun pengadilan mengubah keputusan itu, bahwa penghitungan suara dapat berlangsung selama berhari-hari.

Salah satu kantor pemilihan di Wisconsin terpantau tengah bekerja keras menyosialisasikan perubahan-perubahan yang terus terjadi. Kata mereka, ini membuat kesulitan berlipat-lipat. Meski begitu mereka tetap mengharapkan peningkatan jumlah pemilih hingga 200 persen dari pilpres 2016.

"Itu membuat kami sedikit lebih sulit. Saya mengerti mengapa kedua belah pihak, mencoba, mereka mencoba untuk mendapatkan keuntungan, dan saya mengerti itu," kata juru tulis di kantor pemilihan Desa Wind Point, Casey Griffiths.

Pejabat kantor pemilihan di Port Huron, Michigan, Jim Lyden menyampaikan hal sama. Namun ia optimis penghitungan suara di tempatnya akan berjalan baik karena mereka memiliki alat pemindai surat suara berkecepatan tinggi.

"Kota tempat saya tinggal telah membeli pemindai berkecepatan tinggi dan kami berharap dapat dengan mudah melewatinya hari itu," kata dia.

Trump, dalam sebuah kesempatan mengatakan kondisi penuh ketidakpastian ini akan membuka peluang besar bagi kecurangan. Trump masih bersikukuh ingin penghitungan suara diselesaikan pada hari pemilihan. Pernyataan yang langsung disambut ramai-ramai para pendukungnya.

"Saya tidak berpikir semua itu harus dihitung setelah hari pemilihan. Saya tidak berpikir surat suara bahkan harus menjadi masalah. Saya pikir itu akan mengacaukan angka," ucap pendukung Trump, Andrea Kivenas.

Pada 2016, Wisconsin dan Michigan jadi wilayah kemenangan Trump. Dan ia mengakui secara terang bahwa potensi itu dapat dicuri secara kotor lewat skema yang membingungkan ini.