Sebut Wilayah Penyangga Turut Jadi Penyebab Polusi Udara di Jakarta, Anies Baswedan: Angin Tak Punya KTP
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bahwa wilayah pinggiran dan penyangga ikut andil terhadap peningkatan polusi udara di Jakarta. (VOI/Wardhany Tsa Tsia)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut wilayah penyangga turut menyebabkan polusi udara di Jakarta memburuk. Sebab, peningkatan polusi juga terjadi ketika akhir pekan saat mobilitas masyarakat tak terlalu padat.

"Kita menemukan beberapa weekend sebelumnya ada kondisi di mana tingkat polusi tinggi sementara mobilitas penduduk rendah. Ini menggambarkan kondisi udara di sebuah wilayah tidak terlepas dari wilayah yang lainnya," kata Anies kepada wartawan di JIS, Sunter, Jakarta Utara, Minggu, 10 Juli.

Anies mengatakan hal ini wajar terjadi dan akan menjadi pembahasan khusus nantinya. "Udara, angin, tidak memiliki KTP yang tinggal di wilayah tertentu. Ada pergerakan yang luas," tegasnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini kemudian mengajak semua pemangku kebijakan di daerah penyangga ikut serta untuk mengurusi masalah polusi udara. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan, kata Anies, termasuk melakukan monitoring.

Tak hanya itu, dia juga meminta pemangku kebijakan untuk mengambil langkah serupa dengan Pemprov DKI Jakarta dalam mencegah polusi udara. Salah satunya, berani menjatuhkan sanksi kepada para pelanggar, termasuk perusahaan.

"Kami di Jakarta misalnya, ketika ada perusahaan yang mengotori udara, kami ambil langkah cabut izin lingkungan hidupnya. Sehingga tidak bisa diselenggarakan," ungkap Anies.

Anies mengatakan langkah ini harus dilakukan secara bertanggung jawab. "Termasuk cerobong pembangkit listrik. Pastikan tidak menghasilkan polusi udara yang mengotori sehingga berdampak pada kita semua penduduk Jakarta," ujarnya.

"Dengan cara itu kita bertanggung jawab. Kalau tidak kita saling tuding, saling lihat. Padahal ini kegiatan kita," sambung Anies.

Anies juga meminta daerah penyangga secara tertib melakukan uji emisi. Langkah ini sudah dilakukan di Jakarta demi memastikan semua kendaraan yang berjalan memenuhi syarat lingkungan hidup.

"Di tingkat keluarga, kegiatan perekonomian menggunakan mobil, motor menghasilkan emisi. Di tingkat industri, pembangkit-pembangkit energi menghasilkan cerobong asap yg membuat polusi, di sisi lain ada industri yang membuat udara kotor. Jadi semua ambil tanggung jawab," pungkas Anies Baswedan.