COVID-19 di Dunia Naik Lagi, Kenaikan Kasus Paling Tinggi Ada di Indonesia
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. (dok BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut saat ini kasus COVID-19 di dunia kembali meningkat, setelah mempertahankan penurunan kasus yang cukup lama. Wiku menyebut Indonesia menjadi negara dengan kenaikan kasus tertinggi.

"Perkembangan di setiap negara dapat berbeda karena karakteristik dan pola pengendalian COVID-19 di negara tersebut. Jika diurutkan berdasarkan persentase kenaikan kasus positif mingguan tertinggi, Indonesia menjadi yang paling signifikan kenaikannya," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Jumat, 1 Juli.

Wiku memaparkan, kasus COVID-19 di Indonesia meningkat 620 persen dalam waktu 28 hari, Bangladesh naik 500 persen dalam 22 hari, Inggris naik 380 persen dalam 23 hari, Italia naik 241 persen dalam 25 hari, Jerman naik 209 persen dalam 22 hari, Singapura naik 116 persen dalam 18 hari, Malaysia naik 49 persen dalam 19 hari, dan Amerika Serikat naik 14 persen dalam 8 hari.

"Hal ini penting menjadi perhatian karena dengan meningkatnya kembali kasus pada beberapa negara tersebut. Artinya, kita perlu kembali waspada dan ini membuktikan bahwa COVID-19 masih ada," tutur Wiku.

Di Indonesia, lanjut Wiku, selama beberapa hari terakhir, kasus harian berada di atas 2.000 kasus. Meski demikian, kenaikan kasus yang terjadi setelah libur Idulfitri pada tahun ini jauh lebih kecil dari tahun lalu.

Pada Mei hingga Juni 2021, terjadi kenaikan sebesar lebih dari 200 ribu kasus, yaitu dari 153 ribu menjadi 356 ribu kasus selama 2 bulan. Angka ini mencapai puncak di bulan Juli 2021 sebesar total penambahan lebih dari 1 juta kasus selama bulan Juli 2021.

Kabar baiknya, kenaikan kasus selama satu bulan terakhir pada tahun ini hanya sekitar 23 ribu kasus, yaitu dari 8 ribu kasus di bulan Mei menjadi 31 ribu kasus pada bulan Juni.

Wiku mengungkapkan, meskipun angka kenaikan kasus saat ini tidak lebih besar dibandingkan dengan angka pada berbagai puncak kasus yang telah dilewati, namun Wiku menyebut penularan tetap perlu segera ditekan agar tidak semakin bertambah.

"Ini perlu kita waspadai karena saat ini merupakan periode libur anak sekolah dan cenderung meningkatkan mobilitas masyarakat ke tempat-tempat wisata. Selain itu, aktivitas masyarakat tentunya juga meningkat menjelang Iduladha," imbuhnya.