Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan selama libur panjang pada akhir Oktober memang terjadi penurunan kasus COVID-19. Wiku menyebut hal ini terjadi salah satunya disebabkan karena adanya penurunan jumlah spesimen yang diperiksa. 

Tapi saat ini, Wiku menyebut terjadi peningkatan kasus COVID-19 setelah libur panjang. Meski Wiku tak memaparkan data kenaikan kasus positif yang disinggungnya.

"Pada libur panjang memang terjadi penurunan kasus, mungkin juga karena pemeriksaan pun juga menurun dan sekarang, sudah sekitar sembilan hari dari awal libur panjang ada kenaikan sedikit," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Senin, 9 November.

Dia mengatakan, penambahan ini juga sangat mungkin terjadi lebih banyak lagi karena biasanya, hal ini baru diketahui setelah dua pekan dari masa libur panjang. "Kalau kita lihat, biasanya kenaikan kasus itu terjadi sekitar 10 sampai 14 hari setelah libur panjang," tegasnya.

"Mari kita amati bersama nanti seperti apa. Kalaupun naik sampai dengan sebelum libur panjang dan tidak lebih tinggi, artinya kemampuan nasional dan masyarakat dalam bekerjasama mengantisipasi kenaikan kasus terutama pada libur pajang sudah berjalan dengan baik," imbuhnya.

Wiku memaparkan jumlah kasus aktif di Indonesia saat ini. Menurut dia, saat ini jumlah rata-rata kasus aktif COVID-19 di Indonesia mencapai 12,59 persen. Meski begitu dia menilai, angka ini masih lebih rendah dari rata-rata dunia yang selisihnya saat ini mencapai 14,27 persen atau berada di angka 26,79 persen.

"Jadi ini adalah suatu prestasi nasional bersama, ternyata masyarakat dan pemerintah bisa bersama-sama mengendalikan kasus," ujarnya.

Begitu juga dengan kasus sembuh. Wiku menyebut, saat ini jumlah kasus sembuh di Indonesia terus mengalami kenaikan. Per hari Senin, 9 November ini, kata Wiku kasus sembuh telah mencapai 84,14 persen. "(Angka kesembuhan, red) dunia kebetulan agak naik sekarang menjadi 70,71 persen jadi selisihnya 13,4 persen. Jadi angka kesembuhan kita lebih tinggi daripada global," ujarnya.

"Sedangkan kematiannya, kasus meninggal kita 3,34 persen sedangkan di dunia 2,5 persen. Kita masih sedikit di atas global yaitu 0,84 persen," pungkasnya.