Chatib Basri: Selama COVID-19 Belum Hilang, Tak Bakal Ada Tanda-Tanda Pemulihan Ekonomi
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonom Chatib Basri memperkirakan ekonomi Indonesia akan pulih mulai tahun 2022. Namun, perkiraan ini sangat dipengaruhi dengan bagaimana pemerintah dapat mengatasi persoalan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

"Dugaan saya kalau bikin hitungan sederhana soal vaksin dan macam-macam ekonomi kita baru normal itu di 2022. Di situ lah baru kita bisa bicara ekspansi, investasi swasta dan macam-macam," tuturnya, dalam diskusi virtual, Senin, 9 November.

Saat ini, kata Chatib, ekonomi Indonesia masih berada difase survival atau bertahan, meski pertumbuhan ekonomi sudah mulai menunjukkan perbaikan dari kuartal II yang mencapai kontraksi 5,32 persen menjadi kontraksi 3,49 persen pada kuartal III-2020.

Lebih lanjut, Chatib mengatakan, saat pandemi sudah bisa diatasi baru dapat bicara mengenai recovery atau pemulihan. Saat ini, belum ada tanda bahwa ekonomi Indonesia mengarah pada pemulihan.

Mantan Menteri Keuangan ini mengatakan, pada masa bertahan seperti saat ini, pelaku usaha belum akan melakukan ekspansi bisnis karena masih ada pembatasan aktivitas ekonomi. Misalnya restoran, di mana saat ini pengujung hanya boleh 50 persen.

"Untuk apa ekspansi restoran baru, jika di tempat yang ada saja belum bisa penuh karena masih pembatasan," ucapnya.

Ketika ekonomi mulai pulih dan normal kembali tahun 2022, Chatib Basri mengatakan diperkirakan investasi swasta baru akan meningkat.

"Jika vaksin butuh waktu 2021, saya tidak yakin investasi swasta naik tajam 2021 karena protokol masih in place karena itu proses recovery di mana investasi naik itu periode setelah kondisi ekonomi mulai normal," tuturnya.

Karena itu, kata Chatib, pemerintah memiliki peran penting di dalam memberikan insentif kepada pelaku usaha ketika investor mulai masuk saat ekonomi mulai pulih. Khususnya kepada pelaku usaha yang memiliki proyek hijau atau pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan.