JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengenang kepempimpinan Tjahjo Kumolo sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Menurutnya, Tjahjo berani memotong jalur birokrasi yang tak penting.
"Saya sangat tahu beliau dalam pengabdiannya sungguh-sungguh ingin memajukan aparatur negara yang unggul dan usaha keras beliau dalam upaya reformasi birokrasi," ujar Moeldoko kepada wartawan, Jumat, 1 Juli.
Moelkodo mengaku memiliki hubungan yang dekat dengan Tjahjo Kumolo. Dari kacamatanya, politikus PDI Perjuangan itu merupakan seorang yang rendah hati. Termasuk cerdas dan berpikiran maju dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin salah satu kementerian.
"Secara pribadi saya sangat dekat dengan beliau. Beliau seorang yang humble, beliau konsern dengan pekerjaan, konsepnya future sangat memahami perkembangan kedepannya," ungkapnya.
Moeldoko pun mengingat sosok mendiang sebagai pembimbing. Tak jarang Tjahjo Kumolo memberikan catatan tertentu kepada dirinya.
"Saya selalu diberikan catatan-catatan itu, mengesankan bagi saya," kata Moeldoko.
MenpanRB Tjahjo Kumolo meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat 1 Juli, sekitar pukul 11 WIB.
Ia menghembuskan napas terakhir setelah berjuang dengan melawan infeksi yang menyebar ke paru-paru.
BACA JUGA:
Jenazah Tjahjo Kumolo kini berada di rumah duka Kompleks Widya Chandra IV Nomor 22, Jakarta.
Putri pertama Tjahjo Kumolo, Rahajeng Widyaswari, mengatakan, mendiang ayahnya akan dikebumikan selepas salat Ashar di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
"Setelah itu mungkin abis Ashar atau setelah disalatkan akan disemayamkan di Kalibata," ujar perempuan yang disapa Ajeng itu.