AS akan Usulkan Abraham Accords untuk Palestina
Pertemuan Menlu AS Mike Pompeo dengan GP Ansor di Jakarta (dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan akan mengusulkan Abraham Accords, atau perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan negara-negara Arab. Hal ini juga akan memberikan manfaat bagi Palestina.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dalam kunjungan ke Indonesia dan pertemuannya dengan Gerakan Pemuda Ansor di Jakarta. Dirinya mengatakan rencana perdamaian Timur Tengah itu diusulkan oleh Presiden Donald Trump untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang di kawasan itu, termasuk masyarakat Palestina.

"Apa yang telah kami lakukan dengan visi perdamaian Presiden--dan Abraham Accords termasuk di dalamnya--meningkatkan kapasitas rakyat Palestina untuk mempunyai negara, dengan cara yang kami paparkan pada visi perdamaian itu," kata Pompeo, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 29 Oktober. 

Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain adalah dua negara Arab yang menandatangani deklarasi bersama Abraham Accords dengan Israel, yang dijembatani oleh AS, pada 15 September 2020.

Normalisasi hubungan resmi Israel-UAE dan Israel-Bahrain tersebut mendapat beragam tanggapan, dengan pihak yang mengkritik menganggapnya sebagai kesepakatan yang hanya menguntungkan Israel dan semakin meninggalkan Palestina.

Sejak rencana normalisasi hubungan itu diumumkan pada Agustus 2020, Palestina sendiri langsung bersikap keras dengan menyatakan penolakan serta kecaman. Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai "suatu pengkhianatan atas perjuangan rakyat Palestina."

Namun, Israel dan AS tetap menjalankan lobi politik dengan negara-negara Arab lain. Pada 23 Oktober 2020, Sudan menjadi negara Arab ketiga yang sepakat menjalin kembali relasi diplomatik dengan Israel--dan Trump menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme.

Menurut Pompeo, pihaknya menjalankan rencana perdamaian Timur Tengah itu berdasarkan ide solusi dua negara (two-states solution), yakni Palestina dan Israel hidup berdampingan satu sama lain.

"Kami percaya bahwa [...] masyarakat Palestina harus ikut masuk dalam percakapan (tentang perdamaian ini, red) demi memunculkan hasil yang baik bagi mereka. [...] Kami menghadirkan keuntungan dan bantuan ekonomi yang nyata, yang menurut kami hal mendasar untuk melakukan pembahasan," kata Pompeo.

"Kami juga merasa bahwa Abraham Accords menciptakan kondisi di mana negara-negara Arab sekarang menyadari bahwa Israel mempunyai hak untuk hidup, dan kami berharap orang-orang Palestina akan pula mengakui hal itu dengan cara yang sama hingga nanti kita dapat memulai pembahasan tersebut," ujar dia.