Terima Menlu Amerika Serikat, Jokowi Sebut Indonesia dan AS Intensif Lakukan Pertemuan di Tengah Pandemi COVID-19
Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo (Tangkap layar YouTube Sekrtariat Presiden)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Mike Pompeo di Istana Bogor, Jawa Barat. Dirinya mengatakan, kunjungan tersebut memiliki arti penting bagi kemitraan Indonesia dan Amerika terutama di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

"Kunjungan anda di tengah pandemi ini menunjukkan arti penting kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika," kata Jokowi saat melakukan pertemuan dengan Mike Pompeo yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 29 Oktober.

Apalagi, di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, hubungan antara Indonesia dan Amerika cukup intensif.

"Selama pandemi ini saling kunjung antara pejabat kita cukup intensif, bahkan dapat saya sampaikan paling intensif," ungkapnya.

Diketahui, pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat memang belakangan ini kerap melakukan pertemuan. Terbukti, pada pertengahan Oktober ini Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak ke Negeri Paman Sam untuk memenuhi undangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper. Sebelumnya, Mark Esper juga sudah lebih dulu mengunjungi Indonesia.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi setelah pertemuan berlangsung mengatakan, Presiden Jokowi menyampaikan hubungan kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat sejak lima tahun lalu sudah berjalan dengan baik. Selain itu, pemerintah Indonesia ingin menjadikan Amerika sebagai teman baik dalam hubungan bilateral.

Sehingga, untuk menjaga hubungan baik tersebut perlu dilakukan kerja sama yang konkret dan salah satunya adalah kerja sama di bidang ekonomi. "Presiden menekankan Indonesia ingin melihat kerja sama ekonomi kedua negara meningkat di masa yang akan datang," kata Retno.

Selain itu, Retno menyebut Jokowi juga menginginkan kerja sama di bidang pertahanan dengan Amerika Serikat meningkat dan meminta Amerika Serikat memahami kepentingan negara berkembang. 

"Presiden menekankan ingin Amerika memahami kepentingan negara-negara muslim," pungkasnya.