YOGYAKARTA - Beberapa negara Arab diketahui memiliki hubungan erat dengan Amerika Serikat, baik melalui kerja sama militer, ekonomi, maupun diplomasi.
Lantas apakah ada negara arab yang jadi sekutu Amerika Serikat?
Di tengah dinamika geopolitik Timur Tengah yang kompleks, aliansi dengan Washington menjadi strategi penting bagi sejumlah negara Arab untuk menjaga stabilitas keamanan dan memperkuat posisinya di kawasan.
Artikel ini akan mengulas beberapa negara Arab yang menjadi sekutu strategis Amerika Serikat dan peran mereka dalam menjaga keseimbangan di kawasan.
Negara Arab yang Jadi Sekutu Amerika Serikat
Dilansir dari laman Global Affairs, AS memiliki hubungan diplomatik resmi dengan semua negara di Timur Tengah kecuali dua negara yaitu Iran dan Suriah.
AS memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada tahun 1980 setelah mahasiswa Iran menduduki kedutaan besar AS pada 1979 dan menyandera lebih dari 50 warga Amerika.
Kemudian hubungan resmi dengan Suriah dihentikan pada tahun 2012 di tengah perang saudara di Suriah. Meskipun demikian, AS tetap memberikan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.
Selain itu, Israel yang lama menjadi sekutu AS memiliki hubungan resmi dengan lima negara di Timur Tengah dan Afrika Utara yaitu Bahrain, Mesir, Yordania, Maroko, dan Uni Emirat Arab. Tiga dari hubungan resmi tersebut dibentuk pada tahun 2020 dengan ditandatanganinya Abraham Accords.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Spesifikasi Rudal Fadi 1, Peluncur Hizbullah yang Hancurkan Sistem Keamanan Iron Dome Israel
Apa itu Abraham Accords?
Pada tahun 2020, Israel, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menandatangani Abraham Accords, yang secara resmi membentuk hubungan diplomatik antara ketiga negara tersebut dengan Israel.
Perjanjian ini dianggap sebagai kemajuan dalam apa yang disebut sebagai “normalisasi” hubungan, yaitu upaya untuk menjaga hubungan resmi meskipun terdapat perbedaan atau potensi ketegangan di antara mereka.
Karena Amerika Serikat memiliki lebih banyak hubungan dengan negara-negara Timur Tengah dibandingkan Israel, AS juga berperan sebagai mediator dalam negosiasi antara Israel dan negara-negara lain.
Koalisi di Timur Tengah
Dilansir dari laman European Council on Foreign Relations, terdapat Dua koalisi yang berlawanan di Timur Tengah membentuk rivalitas yang mengancam merusak stabilitas kawasan.
Terjadi, konfrontasi antara jaringan yang dipimpin Iran, serta kubu sekutu Barat tradisional yang berpusat di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Israel.
Para rival Iran memandang pengaruh Teheran yang semakin besar sebagai tantangan serius. Bagi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), Iran tidak hanya mengancam posisi mereka di kawasan, tetapi juga berpotensi mengguncang stabilitas domestik melalui dukungan terhadap ekstremis Sunni dan Syiah.
Riyadh menganggap dukungan Iran terhadap kelompok Syiah di Yaman, Bahrain, dan Provinsi Timur Arab Saudi sebagai ancaman langsung terhadap kepentingan Saudi.
Sementara itu, Israel melihat ancaman besar dalam kehadiran kelompok-kelompok afiliasi Iran di dekat perbatasannya (pertama di Lebanon dan sekarang di Suriah), serta ambisi nuklir dan rudal balistik Teheran.
Sementara itu, Israel, UEA, dan Arab Saudi memiliki tujuan bersama untuk membatasi dan mengurangi pengaruh regional Iran. Mereka percaya bahwa Iran hanya bisa dihadapi melalui kekuatan militer.
Koalisi Israel menganggap upaya diplomasi dengan Iran tidak efektif dan berbahaya, karena Iran tidak akan mundur dengan sukarela. Selain itu, setiap keterlibatan diplomatik hanya akan melegitimasi pencapaian Iran yang dianggap tidak dapat diterima di kawasan.
Salah satu faktor kunci yang memperkuat posisi anti-Iran ini adalah dorongan kuat dari pemerintahan AS saat ini, yang menjadikan upaya melawan Iran sebagai inti dari strategi regionalnya.
BACA JUGA:
Alasan di balik pendekatan ini adalah keyakinan kuat bahwa setelah ISIS, Iran merupakan ancaman utama terhadap tatanan kawasan yang didukung AS.
Selain negara arab yang jadi sekutu amerika serikat, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!