Calon Menlu AS Bocorkan Sikap Pemerintahan Biden terhadap Yerusalem
Masjid Al Aqsa di Yerusalem (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Ada bocoran mengenai pertanyaan banyak orang soal sikap Amerika Serikat (AS) di bawah Joe Biden terhadap sengketa wilayah Yerusalem antara Palestina dan Israel. Antony Blinken membocorkan AS akan tetap mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Hal itu disampaikan Blinken kepada para senator di tengah sidang konfirmasi. Blinken, dalam pemerintahan Biden mendatang telah dipastikan menempati Menteri Luar Negeri. Blinken memastikan AS juga akan mempertahankan Kedutaan Besar di Yerusalem.

Mengutip CNN, Rabu, 20 Januari, ketika ditanya apakah dia mengakui Yerusalem sebagai ibu Kota Israel, Blinken menjawab, "ya." Ketika ditanya apakah Kedutaan Besar AS akan tetap di Yerusalem, Blinken kembali menjawab, "ya."

Kedua langkah tersebut sangat kontroversial di masa pemerintahan Donald Trump karena Israel dan Palestina sama-sama mengklaim Kota Suci itu sebagai ibu kota mereka. Status Yerusalem adalah masalah yang sangat pelik sehingga konsensus internasional meninggalkan diskusi tentang hal itu pada akhir negosiasi perdamaian Israel-Palestina.

Negosiasi perdamaian sebelumnya telah memasukkan gagasan bahwa masing-masing pihak akan mengklaim bagian kota yang berbeda sebagai ibu kotanya. Pemerintahan Trump meninggalkan parameter yang diterima secara internasional itu, berhenti terlibat dengan Palestina.

Mereka secara sepihak memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel. Pada sidang yang diselenggarakan pada Selasa, 19 Januari, Blinken mengindikasikan bahwa dia paham kebijakan administrasi Trump telah mendorong Israel dan Palestina lebih jauh dari kesepakatan damai daripada yang telah dilakukan dalam beberapa dekade.

Blinken menekankan bahwa dia percaya bahwa "solusi dua negara, betapapun jauh tampaknya, masih yang terbaik dan mungkin satu-satunya cara untuk benar-benar menjamin masa depan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis dan tentu saja untuk memberikan Palestina negara yang berhak mereka tuju."

"Tantangannya, tentu saja, adalah bagaimana melanjutkannya pada saat ... tampaknya lebih jauh dari sebelumnya, setidaknya sejak Oslo," kata Blinken. Ia memberikan pujian kepada Abraham Accords, perjanjian normalisasi yang ditengahi pemerintahan Trump antara Israel dan negara-negara Teluk. Blinken mengatakan dia berharap perjanjian itu menciptakan kemajuan menuju perjanjian Israel-Palestina.

“Saya berharap hal itu juga dapat menciptakan rasa percaya diri dan keamanan yang lebih besar di Israel karena mempertimbangkan hubungannya dengan Palestina,” kata Blinken.

Blinken juga mengatakan dia menentang kampanye untuk menekan Israel melalui boikot. Hal tersebut membuatnya berselisih dengan beberapa orang di sayap kiri Partai Demokrat.

Israel telah menyetujui pembangunan hampir 800 rumah di permukiman Tepi Barat. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membantah bahwa permukiman Israel ilegal. Sebelumnya ia mengunjungi salah satu permukiman pada November 2020 saat ia berkunjung ke Tepi Barat.

Kepemimpinan Palestina memboikot Trump, mengatakan langkah pengakuan Yerusalem dan keputusan lainnya menguntungkan Israel adalah sikap bias. Dalam upaya yang dipimpin oleh menantu Trump Jared Kushner, Trump malah memfokuskan upaya Timur Tengah untuk memenangi pengakuan Arab atas Israel.

Sebanyak empat negara setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sejak September, yaitu Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.