Bagikan:

JAKARTA - Rusia dengan tegas menuntut agar Washington mencegah kegiatan perekrutan terbuka tentara bayaran, yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Ukraina di Amerika Serikat, karena dapat memicu konsekuensi internasional yang tidak dapat diprediksi.

"Karena itu, kami dengan tegas menuntut dari pihak AS untuk mencegah kegiatan badan diplomatik Ukraina yang tidak hanya menimbulkan ancaman langsung terhadap kehidupan dan keselamatan warga AS, secara terbuka bertentangan dengan status diplomatiknya, tetapi juga mengancam akan mengakibatkan hal-hal yang tidak terduga dan dampak internasional yang serius," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dikutip dari TASS 24 Juni.

Kementerian Luar Negeri Rusia mencatat informasi tentang contoh perekrutan dan penempatan warga negara AS untuk berpartisipasi dalam pertempuran di Ukraina, serta di Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) yang dibenarkan oleh Gedung Putih dan lembaga intelijen AS.

Lebih jauh Zakharova menekankan, aktivitas Kedutaan Besar Ukraina di Washington yang secara terbuka merekrut tentara bayaran, untuk apa yang disebut Legiun Internasional untuk Pertahanan Teritorial Ukraina, bertentangan dengan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik.

"Hanya menurut outlet media AS, setelah dimulainya operasi khusus Rusia, sekitar 20.000 orang Amerika menyatakan kesiapannya untuk membantu Kiev. Sementara badan diplomatik Ukraina secara resmi mendaftarkan lebih dari 6.000 aplikasi," ungkapnya.

Juru bicara itu juga menginformasikan, menurut sebuah laporan oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, di antara warga AS yang bepergian ke Ukraina, ada banyak pengikut kelompok 'supremasi kulit putih' yang berniat untuk berpartisipasi dalam pertempuran di pihak Ukraina, bergabung dengan sisa anggota formasi bersenjata neo-Nazi Azov.

"Kami melihat memaafkan kegiatan seperti itu oleh otoritas resmi AS sebagai bukti lain bahwa Washington tidak tertarik untuk menyelesaikan krisis Ukraina, sebaliknya, bercita-cita untuk memicu konflik, bertujuan untuk kekalahan strategis Rusia," paparnya.

"Dengan latar belakang ini, upaya pihak Ukraina untuk menggambarkan tentara bayaran sebagai 'sukarelawan asing' di mata AS dan publik Eropa terlihat sangat sinis," pungkas Zakharova.