JAKARTA - Kedutaan Besar Ukraina di Austria mendapat teguran berupa pemberitahuan pelanggaran undang-undang, terkait dengan upaya merekrut tentara bayaran.
Diplomat top Austria mengkonfirmasi dalam tanggapannya atas permintaan parlemen, bahwa Kedutaan Besar Ukraina di negara itu berusaha merekrut tentara bayaran di jejaring sosial, Kedutaan Besar Rusia di Austria mengutip Duta Besar Dmitry Lyubinsky mengatakan di saluran Telegramnya.
Surat kabar Kleine Zeitung melaporkan, Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg mengkonfirmasi dalam tanggapannya atas permintaan parlemen, yang dibuat oleh Partai Kebebasan Austria,
"Pada awal Maret, Kedutaan Ukraina di Wina berusaha merekrut tentara bayaran Austria untuk berperang melawan Rusia, melalui akunnya di Facebook," kata Kedutaan Besar Rusia, melansir TASS 18 Mei.
"Sebagai tanggapan, Kepala Protokol Kementerian Luar Negeri Austria, dengan mengacu pada Pasal 41 Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, segera memberi tahu Duta Besar Ukraina, tindakan tersebut melanggar undang-undang Austria."
"Panggilan itu dengan cepat dihapus dari halaman web kedutaan. Tidak ada stafnya dengan kekebalan diplomatik yang dihukum," sambung diplomat Rusia itu.
Menurut kedutaan, tanggapan cepat terhadap masalah itu adalah hasil dari 'reaksi tepat waktu Rusia' dan 'protes tegas' yang diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Austria.
Diketahui, Kementerian Pertahanan Ukraina membentuk unit khusus, Legiun Internasional, untuk para pejuang asing yang ingin bergabung dalam perang melawan Rusia.
Lebih dari 20.000 sukarelawan dan veteran dari 52 negara telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dalam pertempuran mulai 7 Maret, menurut Brigjen Kyrylo Budanov, komandan Direktorat Intelijen Utama Kementerian, yang akan menjalankan legiun ini.