Bagikan:

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyiapkan bronjong atau anyaman kawat baja sebagai pengikat tumpukan batu untuk penanganan talut ketika bangunan di bantaran sungai itu ambrol.

Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto mengatakan, mulai Tahun 2022, BPBD tidak bisa mengadakan kegiatan pembangunan fisik, ketika misalnya ada talut ambrol, maupun kondisi kedaruratan akibat cuaca.

"Mulai 2022 ini kami tidak bisa mengadakan kegiatan fisik, karena adanya Kepmendagri (Keputusan Menteri Dalam Negeri) Nomor 050-5889 Tahun 2021, tetapi BPBD bisa mengantisipasi ketika ada kedaruratan itu dengan menyediakan bronjong," katanya di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat 17 Juni.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat atau pihak terkait bisa mengajukan ke BPBD untuk mendapat penanganan sementara tersebut ketika membutuhkan bronjong, begitu juga kebutuhan logistik lainnya yang diperlukan.

"Kami menyediakan terpal, sediakan karung dan menyediakan per-makanan untuk kerja bakti, itu kami siap," katanya.

Dia juga mengatakan, untuk rumah-rumah penduduk yang rusak akibat kejadian bencana alam, BPBD juga menyediakan bahan bangunan, dengan terlebih dulu masyarakat yang terdampak itu mengajukan proposal.

"Kami menyediakan kayu, semen, seng atau bahan bangunan selama itu bukan toko, bukan gudang, itu kami siapkan, dengan proposal selama persediaan masih ada, itu yang BPBD mampu," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pada musim kemarau basah ini, pihaknya mengimbau masyarakat tidak membuang sampah tidak pada tempatnya, karena akan menyumbat saluran, apalagi membuang sampah di sungai, karena bisa berakibat banjir.

"Karena sungai sungai di Bantul adalah hilir, yang menampung berbagai macam bahan yang sudah ada dari utara, sehingga jika kita tidak membuang sampah di sungai saja sudah rawan untuk banjir, apalagi kalau kita ikut membuang sampah di sungai," tandasnya.