Bagikan:

SOLO - Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, segera mencarikan solusi untuk permukiman warga yang tinggal bantaran sungai yang berpotensi meluap akibat banjir kiriman dari daerah lain.

"Nanti kami carikan solusi, soalnya banjir kiriman dari Boyolali sangat banyak sekali. Nanti kami carikan solusi," kata Wali Kota Gibran Rakabuming Raka di Solo, Antara, Senin, 24 Januari.

Gibran mengatakan beberapa titik rawan banjir di Kota Solo di antaranya kawasan Kali Jenes dan Premulung. Pihaknya juga sudah membicarakan masalah ini dengan pihak 

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. "Nanti pasti akan dipasang talut dan 'parapet'," kata Gibran.

Penanganan banjir saat ini menjadi fokus Pemerintah Kota Solo apalagi hingga dua bulan ke depan diperkirakan curah hujan tinggi. "Kami sudah petakan titik rawan banjir, di sepanjang (Sungai, red.) Jenes, Premulung. Untuk daerahnya di antaranya di Sondakan, Laweyan, Bumi, Tipes. Sejauh ini, daerah-daerah tersebut kami fokuskan," katanya.

Mengenai rumah ambrol di pinggir Kali Jenes, katanya, sudah ditangani Pemkot Surakarta. "Yang ambrol sudah kami datangi, sudah kami ungsikan ke rumah saudaranya. Nanti kami bantu, tenang saja," katanya.

Selain rumah ambrol pada Minggu kemarin, pada Jumat, 21 Januari lalu, ratusan warga Kecamatan Laweyan sempat mengungsi karena rumah mereka terendam banjir akibat meluapnya Kali Jenes.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Kota Surakarta Nico Agus Putranto mengatakan rumah warga yang terendam banjir di beberapa lokasi. "Intinya yang dilewati Kali Jenes," katanya.

Ia mengatakan pada hari tersebut memang mayoritas wilayah di Soloraya hujan lebat.

"Air dan banjir di Surakarta, salah satunya juga karena intensitas hujan yang lebat di Solo dan juga ada pengiriman debit air dari Boyolali karena hujan lebat," katanya.